Cerita Kampus: Teknik Unsoed, Kampus Cabang yang Bikin Kangen!
Published Date: 16 June 2023
Universitas Jenderal Soedirman atau lebih mudah diucap dengan Unsoed merupakan kampus yang mengedepankan visi pengembangan desa dan kearifan lokal. Maka tak heran jika fisik kampus ini tersebar dan menyatu dengan warga sekitar. Kampus yang sudah terakreditasi A di tahun 2018 ini memiliki 3 lokasi utama. Anak teknik sering menyebut ketiga lokasi tersebut dengan kampus pusat (warga lokal menyebutnya Kampus Grendeng), Kampus Margono, dan Kampus Blater.
Kampus pusat, yang menjadi lokasi utama, berada di sekitar jalan kampus dan Jalan Prof. Dr. HR. Boenyamin. Kampus Margono yang menjadi lokasi Fakultas bergengsi ini berada di dekat RSUD Prof.Margono. Bukan tanpa alasan lokasi tersebut dijuluki Kampus Margono, sebab menjadi titik temu calon mahasiswa yang memilih Kedokteran Unsoed. Lokasi terakhir yang menjadi tempat belajar penulis berada di Desa Blater, Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga. Karena fisik gedung ini berada di Desa Blater maka sering dijuluki Kampus Blater.
Fakta mencatat bahwa lokasi Fakultas Teknik berada di kota kelahiran Jenderal Soedirman. Tanpa adanya lokasi ini maka penamaan Kampus Unsoed tidak sesuai dengan wilayahnya. Karena Jenderal Soedirman lahir di Purbalingga sedangkan Kampus Unsoed Pusat berada di Purwokerto. Tentu pilihan yang tepat bagi para Stakeholder Unsoed saat itu untuk menerima tanah hibah dari Pemkab Purbalingga. Fakultas yang memiliki luas lahan 11 hektar ini memiliki 5 jurusan yakni: Jurusan Teknik Elektro, Jurusan Teknik Sipil, Jurusan Teknik Informatika, Jurusan Teknik Geologi, dan Jurusan Teknik Industri. Masing-masing jurusan baru membuka program strata 1 kecuali teknik sipil yang sudah membuka program strata 2.
Setiap fakultas di Unsoed memiliki warna khusus lembaga. Maka ketika mahasiswa membawa bendera kampus berwarna biru dongker dapat dipastikan bahwa ia berasal dari Teknik Unsoed. Tidak hanya fakultas saja, masing-masing jurusan di Teknik Unsoed juga memiliki warna khas. Teknik Elektro dengan warna hijau tuanya, teknik sipil dengan warna coklat mudanya, Teknik Informatika dengan warna birunya, Teknik Geologi dengan warna orennya, serta Teknik Industri dengan warna abunya. Warna-warna tersebut ditonjolkan pada masing-masing jaket jurusan. Walau tiap jurusan memiliki warna berbeda, anak teknik memiliki satu suara saat berkunjung ke pusat. Hal itu dapat terdengar saat pagelaran Olimpiade Soedirman. Para militan teknik menggunakan kaos hitamnya terus meneriakkan “AYO MAJULAH FAKULTAS TEKNIK!”.
Deretan Gedung di Teknik Unsoed
Meski menjadi bagian dari kampus berakreditasi A, Teknik Blater masih berdampingan dengan sawah. Tidak ada pagar beton yang membatasi antara keduanya. Kedua tempat tersebut hanya dibedakan jalan yang sudah terpasang paving block. Maka tak heran ada kambing dengan pengembalanya yang lalu lalang di dalam kampus. Bahkan pernah penulis melihat kambing yang terpisah dari kelompoknya lalu masuk ke dalam gedung utama.
Sekadar gambaran bagi pembaca, Fakultas Teknik memiliki 6 gedung utama. Pertama ada Gedung A yang saat ini menjadi gedung kepala jurusan. Sebelum adanya Gedung F (gedung baru di tahun 2020), Gedung A difungsikan sebagai Dekanat. Gedung yang memiliki 2 lantai ini juga berfungsi sebagai pusat administrasi kampus. Jika pembaca menuju lantai 2 lalu belok kiri, maka akan menemui aula serbaguna. Saat itu aula menjadi ruang yang nyaman untuk mengadakan acara. Karena interior yang bagus serta AC yang dingin. Kedua, ada Gedung B yang digunakan sebagai ruang dosen jurusan. Pembaca akan menemui banyak mahasiswa di selasar gedung ketika masa KRS-an (menentukan jadwal mata kuliah). Salah satu spot terbaik (walau lesehan) untuk mengakses internet kampus tentu ada di gedung ini. Mungkin saja karena gedungnya yang berisi banyak dosen.
Kemudian kita berpindah ke Gedung C yang menjadi gedung utama pembelajaran. Gedung ini terkenal dengan gedung seminar. Karena terdapat 3 ruangan yang difungsikan sebagai tempat seminar proposal maupun seminar hasil skripsi. Banyak pula mahasiswa yang menjadikan gedung ini sebagai latar untuk mengabadikan momen berseragam putih (seragam untuk seminar penelitian). Selain menjadi ruang belajar, gedung ini juga digunakan sebagai ruang rapat besar para organisator. Suasana akan menjadi ramai ketika memasuki masa akhir jabatan. Bahkan ruang kelas tetap ramai sampai dini hari. Karena hampir semua organisasi yang berjumlah 12 menggunakan gedung ini.
Selanjutnya, ada Gedung D yang menjadi pusat laboratorium semua jurusan. Pembaca akan melihat pemandangan bebatuan dan alat berat di depan gedung. Yang digunakan sebagai kebutuhan praktikum anak sipil. Gedung ini menjadi gedung terjauh dari masjid. Namun jangan khawatir ketika pembaca yang berada di gedung ini ingin sholat. Karena ada tempat sholat di lantai 2 seberang laboratorium komputer. Gedung akan berhenti beroperasi di jam 4 sore. Jangan sampai pengunjung ketiduran di dalam gedung. Karena penjaga akan mengunci gedung tepat waktu. Beralih ke Gedung E yang menjadi gedung terdekat dengan masjid. Gedung ini juga menjadi pusat pembelajaran semua jurusan. Gedung yang dibangun sebelum Gedung F memiliki 3 lantai tanpa lift. Siap-siap saja kalau mahasiswa mendapat kelas di lantai 3. Sediakan minum sebelum naik karena ketika sampai atas bisa sangat ngos-ngosan. Tidak ada yang istimewa dari gedung ini. Paling hanya gedung yang halamannya dijadikan sebagai tempat berkumpul mahasiswa untuk pelantikan organisasi.
Terakhir ada Gedung F yang dijadikan sebagai tempat Dekanat pindahan dari Gedung A. Penulis tidak banyak mengetahui gedung ini karena saat berkuliah dulu, gedung belum dibangun. Kabarnya gedung ini memiliki auditorium yang digunakan sebagai tempat pertemuan acara formal. Selain itu, gedung ini juga digunakan sebagai background foto pasca seminar menggantikan Gedung C yang kalah pamor.
Tidak hanya 6 gedung utama. Teknik Unsoed juga memiliki fasilitas masjid, pendopo, dan gedung organisasi. Proses pembangunan dua dari tiga fasilitas tersebut penulis ikuti saat masa kuliah. Tidak berbeda dari kampus lain, masjid di teknik Unsoed juga digunakan sebagai tempat singgah mahasiswa. Banyak didapati mahasiswa yang duduk-duduk atau sekedar tiduran untuk menunggu mata kuliah berikutnya. Di masjid ini pula mahasiswa UKM Salman MM Teknik (organisasi keislaman) sering berkumpul. Bahkan memiliki ruangan sendiri yang digunakan sebagai sekretariat kedua mereka. Walaupun masjid berada di dalam kampus yang memiliki jam kerja, masjid tetap beroperasi ketika waktu maghrib dan isya. Ada beberapa mahasiswa yang menjadi jamaah setia masjid. Karena memang lokasi kos yang dekat dengan kampus.
Lingkungan Nyaman, Makanan Murah
Lingkungan dan suasana kampus teknik sangat mendukung untuk belajar. Suasana pagi hari yang selalu diselimuti kabut menjadi daya tarik tersendiri. Bahkan kabut masih terlihat di jam 7 pagi. Pemandangan Gunung Slamet akan terlihat jelas di arah Barat Laut. Belum afdol rasanya bagi anak teknik kalau belum melakukan pendakian ke gunung tersebut. Pembaca akan mendapati banyak sekali makanan murah (untuk kantong anak Jabodetabek) di belakang kampus. Nasi ayam sayur seharga Rp10.000, soto ayam seharga Rp5.000, ayam katsu Rp10.000, kelapa muda utuh Rp6.000 dan masih banyak lagi.
Sementara itu, untuk akses menuju kampus teknik penulis menyarankan untuk menggunakan bis umum. Karena kampus teknik berada persis di samping Jl. Raya Mayjen Sungkono. Jalan besar dari Purwokerto menuju alun-alun Purbalingga. Jalan yang banyak dilalui oleh banyak bus AKAP. Selain karena lebih mudah aksesnya dibanding dengan kereta, juga ditambah belum adanya stasiun kereta di Kabupaten Purbalingga.
Bagi para mahasiswa baru yang sudah diterima di kampus teknik jangan lupa menjajal menu gecot. Menu baru bagi penulis saat menjadi mahasiswa. Berbahan dasar kol, kupat, tahu, dan kerupuk dengan siraman sambal kacang basah dapat dinikmati hanya dengan membayar Rp5.000 saja . Bahkan dapat dibeli dengan harga Rp4.000, kalau sudah akrab dengan penjualnya. Selain menu gecot, ada sate blater yang tak boleh lupa dijajal. Sate yang cukup terkenal di Purbalingga ini juga pas di kantong. Saran penulis beli langsung ke penjual saat mereka masih di rumah.
Begitulah. Meski Teknik Unsoed jauh dari pusat, kita masih mendapatkan rasa yang sama. Sama-sama kangen unsoed yang memberikan rasa nyaman.
1 thought on “Cerita Kampus: Teknik Unsoed, Kampus Cabang yang Bikin Kangen!”