Donor Darah SMA FG: Yang Berhasil dan Yang Turut Andil
Published Date: 10 June 2025
Bekasi – Ada cerita menarik dalam pelaksanaan kegiatan donor darah yang diselenggarakan di Sekolah Menengah Atas Future Gate (SMA FG) Bekasi pada 28 Mei 2025 lalu. Cerita itu hadir dari dua calon pendonor yang mempunyai nasib berbeda. Adalah Muhammad Mirza Ar-Rafi yang berhasil mendonorkan darahnya dan Muhammad Farris Kamil yang terpaksa menunda donor darahnya.
Peminat kegiatan ini cukup banyak meskipun SMA FG baru kali ini menyelenggarakan donor darah. Biasanya masyarakat agak sangsi jika satu komunitas mengadakan kegiatan yang sebelumnya tidak pernah mereka selenggarakan. Tentu komunitas yang telah rutin mengadakan suatu acara, akan terus melakukan evaluasi sehingga akan semakin baik setiap pelaksanaannya.
Nyatanya, peserta yang datang lumayan banyak. Siswa-siswa, para guru, wali murid, dan warga sekitar SMA FG terlihat antusias. Alhasil, kegiatan ini mampu mengundang 59 orang untuk hadir, meski pada akhirnya hanya 29 yang lolos kualifikasi menjadi pendonor.
Gagal tapi Tetap Semangat
Dari 30 peserta yang gagal menjadi pendonor, salah satunya ialah Muhammad Farris Kamil. Siswa kelas XI-3 ini sejatinya telah masuk kategori calon pendonor. Sudah jamak diketahui bahwa calon pendonor biasanya adalah mereka yang memenuhi syarat pendonor sebagai berikut:
- berusia 17-60 tahun;
- berberat badan minimal 45 kg;
- sedang dalam kondisi sehat;
- bertekanan darah normal (100/70-150/50 mmHg);
- bersuhu tubuh antara 36,6-37,5 derajat Celcius;
- berdenyut nadi antara 50-100 kali per menit; dan
- kadar hemoglobinnya normal (12,5-17 g/dL).
Namun, ada kondisi khusus yang membuatnya tidak bisa melanjutkan proses donor darah. Hal itu diketahui justru saat petugas bertanya terkait hal yang tidak termasuk syarat yang tertera di atas.
“Saya sudah ikut tes, tapi tidak lanjut karena saya pernah operasi usus buntu bulan Februari tahun ini. Katanya kalau habis operasi dan menerima bius lokal tidak boleh donor darah sebelum 6 bulan,” ujar Farris.
Kondisi yang ia maksud seiya dengan artikel yang dimuat di alodokter.com. Pasca operasi usus buntu, pasien disarankan untuk menahan diri tidak melakukan donor darah paling tidak selama 6–10 bulan. Hal ini dilakukan agar proses pemulihan bisa lebih optimal.
Farris bercerita bahwa dia pernah mempunyai kerabat yang membutuhkan darah dan kesulitan untuk menemukannya. Pengalaman itu sedikit banyak memotivasi Farris untuk mendonorkan darahnya. Meski gagal, setidaknya ia telah berusaha turut andil meramaikan program di sekolahnya.
Berhasil Karena Pengalaman
Berbeda dengan Farris, Muhammad Mirza Ar-Rafi (Mirza) kelas XI-1 merasa senang saat ditemui. Ia lolos tes medis dan berhasil mendonorkan darahnya.
Ternyata, donor darah di SMA FG bukan pengalaman perdananya. Mirza sudah pernah melakukan donor darah sebanyak tiga kali; dua kali di PMI Kabupaten Bekasi dan satu kali di masjid dekat rumahnya.
Tentu hal itu membuatnya cukup berpengalaman soal donor darah. Ia telah mengetahui apa-apa yang perlu dilakukan dan dihindari dalam persiapan mendonorkan darahnya. Ia pun berhasil menambah rekor donor darahnya menjadi empat.
“(Donor darah di SMA FG) ini yang keempat. InsyaAllah ingin rutin,” kata pemuda yang tinggal di Mutiara Gading Timur, Mustika Jaya, Bekasi Timur ini.
“Motivasinya saya dapatkan dari orang tua yang bilang bahwa donor darah dapat membantu orang lain yang membutuhkan (darah). Seiring berjalannya waktu, saya ingin terus mendonorkan darah saya jika kondisi saya sehat,” sambungnya.
Kolaborasi dengan PMI
Kegiatan donor darah di SMA FG ini dilaksanakan atas inisiasi anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di sekolah tersebut. Mereka bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bekasi. Prosedur kerjasamanya terbilang mudah.
“Kalau kegiatan Mobil Unit (MU) kayak gini biasanya permintaan dari komunitas. Kalau sekolah biasanya dari OSIS,” ujar Revaldi Syauqi, kepala pelayanan donor darah PMI Kota Bekasi.
“Nyari tanggal biasanya. Kapan kita bisanya,” tambahnya.
PMI Kota Bekasi memang sudah sering berkolaborasi dengan sekolah-sekolah dan organisasi masyarakat di area Kota Bekasi. PMI Kota Bekasi telah menyediakan fail digital Pelayanan Donor Darah Mobil Unit yang berisi panduan kolaborasi di laman resminya.
Di situ tertulis bahwa pemohon perlu mengajukan kerjasama tiga bulan sebelum pelaksanaan dan melakukan booking tanggal melalui kontak yang tersedia untuk menentukan tanggal pelaksanaan dan melalui surel ppddsutdpmikotabekasi@gmail.com. Pemohon yang ingin melakukan pembatalan bahkan hanya perlu menghubungi kontak dan surel tersebut tanpa berkas lainnya.
Kegiatan ini seperti simbiosis mutualisme. PMI tentu butuh darah untuk mengisi stok mereka mengingat menurut data unit donor darah PMI per Juni 2024 hanya memiliki 91.542 kantong darah. Menurut World Health Organization (WHO), dikutip dari laman Kementrian Kesehatan Indonesia, setiap negara setidaknya mempunyai kantong darah sebesar 2% dari jumlah penduduknya. Dengan kata lain, Indonesia yang memiliki penduduk sebesar 281.603.800 jiwa pada 2024 menurut Badan Pusat Statistik (BPS), membutuhkan 5,63 juta kantong darah, angka yang jauh dari stok saat ini.
Di sisi lain, program ini bermanfaat bagi OSIS SMA FG karena bisa menjadi wadah meningkatkan kemampuan-kemampuan non akademik, seperti manajemen perencanaan, public speaking, kemandirian, dan sebagainya. Semoga sinergi ini bisa terus terjalin baik.