Tak Perlu Skill Hebat, Sabar Jadi Kunci Utama 2 Pekerjaan Ini

Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia. Dengan populasi yang banyak, penyediaan lapangan pekerjaan menjadi salah satu problemanya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa penduduk Indonesia sudah mencapai angka 278,8 juta jiwa. Dari angka tersebut, penduduk yang tergolong angkatan kerja (mereka yang telah memasuki usia kerja) diketahui sebanyak 147,71 juta orang.

Namun, tidak semua penduduk yang tercatat sebagai angkatan kerja ini memiliki pekerjaan. Sejumlah 7,86 juta orang (setara dengan 5,32% dari angkatan kerja) masuk dalam golongan pengangguran terbuka, yakni mereka yang tercatat tidak memiliki pekerjaan dan sedang dalam upaya mencari pekerjaan. Angka yang terakhir dirilis pada tanggal 6 November 2023 ini cenderung bertambah (3,99 juta orang) dari yang sebelumnya sekitar 143,72 juta orang pada bulan Agustus 2023.

Dikutip dari liputan6.com, faktor penyebab adanya pengangguran ini beragam. Dari angka ketersediaan lapangan kerja yang lebih kecil dibanding pencari kerja, adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), pendidikan yang tidak sesuai, hingga karena keterbatasan keterampilan. disnaker.bulelengkab.go.id menyoroti poin terakhir menjadi hal terpenting. Pemerintah menyadari kurangnya pelatihan keterampilan sebagai salah satu faktor utama terdapatnya pengangguran di Indonesia.

Benar memang, setiap pekerjaan tentu membutuhkan spesialisasi tertentu. Keterampilan yang kita miliki akan sangat membantu pekerjaan yang kita jalani. Maka dari itu, tak jarang ada perusahaan yang membuat standar tertentu bagi calon pekerjanya. Misalnya, dengan mewajibkan calon pekerja memperoleh gelar Sarjana (S1). Harapannya, gelar tersebut bisa merepresentasikan skills yang dimiliki si calon pekerja.

Namun, di Indonesia masih terbilang sedikit orang yang bisa mengenyam pendidikan di tingkat universitas. Akhirnya, tak sedikit pula yang hanya lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Lalu, apakah ini berarti peluang mereka untuk mendapat pekerjaan menjadi nol? Tentu tidak. Jika kita jeli melihat peluang, sebenarnya ada pekerjaan-pekerjaan yang tidak terlalu membutuhkan keterampilan tingkat advance (lanjutan). Bahkan, hanya membutuhkan sabar sebagai skill utama yang dibutuhkan 2 pekerjaan berikut. Apa sajakah pekerjaan itu? Mari kita simak!

Pekerjaan sebagai Professional Queuer

Para pencari kerja bisa mempertimbangkan untuk menjadi professional queuer atau pengantre profesional. Pekerjaan ini bisa digunakan sebagai pekerjaan paruh waktu, di sela-sela waktu mencari pekerjaan. Bahkan, pekerjaan ini bisa juga menjadi mata pencaharian utama. Hal ini karena pendapatan yang dihasilkannya cukup menjanjikan.

Mengutip The Sun, Freddie Beckitt (31) mampu memperoleh pendapatan 160 poundsterling atau setara dengan Rp3.179.680 dalam sehari hanya dengan menjadikan mengantre sebagai pekerjaan sampingan. Pria asal London, Inggris yang mempunyai pekerjaan utama sebagai penulis fiksi sejarah menganggap pekerjaan yang dia lakukan merupakan pekerjaan termudah di dunia. Bayangkan, dia hanya perlu berdiri atau mengantre untuk menggantikan orang-orang yang membutuhkan jasanya. Kebanyakan orang yang menjadi kliennya adalah keluarga yang sibuk hingga pensiunan yang tidak ingin membuang waktu menunggu dalam kurun waktu yang relatif lama.

Untuk menarik minat pengguna jasanya, Freddie memasang iklan di aplikasi bernama TaskRabbit. Aplikasi tersebut memang diperuntukkan bagi siapa saja yang ingin mencari pekerjaan sampingan dan menambah penghasilan dengan menawarkan jasa berdasarkan keahlian yang dimiliki. Dalam aplikasi yang telah lama beroperasi di Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Prancis, Jerman, Spanyol, dan Portugal itu Beckitt menawarkan jasa menjaga hewan peliharaan, pengepakan, bantuan pindah rumah, mengantar atau mengumpulkan sesuatu, serta berkebun. Beckitt menyadari bahwa pekerjaan sampingannya itu merupakan pekerjaan yang mudah, maka dia tidak mematok harga lebih dari 20 poundsterling (Rp397.460) per jam.

Nah, bagi Anda yang sedang mencari pekerjaan, mungkin menjadi professional queuer bisa menjadi opsi selagi menunggu mendapatkan pekerjaan penuh waktu. Bahkan, Anda juga bisa membuat ini menjadi peluang untuk membukan jasa antre profesional. Tentunya, Anda harus mempunyai kesabaran tingkat tinggi karena mengantre atau menunggu sesuatu untuk waktu yang lama tak akan bisa dilalui jika Anda tak punya cukup kesabaran.

Baca juga: Menuju Kesuksesan yang Berkelanjutan: Membedah Konsep Triple Bottom Line dalam Perusahaan

Pekerjaan sebagai Jam-Busting

Pekerjaan yang harus dilakukan dengan tingkat kesabaran tinggi berikutnya ialah jam-busting atau penghilang kemacetan. Maksudnya tentu bukan benar-benar menghilangkan kemacetan dan membuat jalanan menjadi lengang, yah. Jam-busting merupakan sebuah layanan yang membantu orang-orang yang terjebak di dalam kemacetan.

Melansir situs firstpost.com, pekerjaan yang menyediakan layanan “anti macet” ini viral di China beberapa tahun belakangan. Penyebabnya adalah karena terlalu banyaknya populasi dan tidak diimbangi dengan pembangunan infrastruktur yang mendukung, terutama di bidang transportasi.

Telah jamak diketahui bahwa China adalah negara dengan penduduk terbanyak nomor 1 di dunia dengan populasi mencapai 1,43 miliar jiwa. Sementara di kota Beijing sendiri -kota yang banyak ditemukan layanan jam-busting– populasinya sekitar 21 juta jiwa. Padahal wilayah kota tersebut ‘hanya’ sebesar 16.000 km persegi. Artinya ada sekitar 1.312 orang di setiap 1 meter persegi. Ini tentu saja jumlah yang sangat padat.

Kepadatan ini pun berimbas di jalan. Tingkat kemacetan di Beijing cenderung tinggi. Hal ini pun membuat warganya memunculkan ide kreatif dengan membuka jasa ‘membebaskan diri dari kemacetan’. Masih dikutip dari situs yang sama, sistem kerja jasa ini adalah setiap pengendara mobil yang sedang terjebak macet, padahal ia mempunyai kepentingan yang harus segera ditunaikan, bisa menghubungi perusahaan penyedia jam-busting.

Penyedia jasa kemudian akan mengirim dua orang yang berboncengan menggunakan motor. Satu orang akan membawa klien menuju tempat yang ia inginkan -membebaskannya dari menunggu lama dengan suasana yang menguras kesabaran di jalan karena macet. Orang kedua akan menggantikan pemilik mobil menunggu dalam kemacetan sampai akhirnya bisa keluar dan membawa mobilnya ke tempat di mana pemiliknya berada.

Untuk berada di dalam kemacetan yang tentu melelahkan, pekerjaan jam-busting bisa mendapatkan upah sekitar 400 yuan atau sekitar Rp1.022.515 untuk sekali perjalanan. Sepertinya rasa lelah dan kesabaran yang di keluarkan bisa terbayar yah, dengan nominal sebesar itu.

Jika Anda tinggal di kota yang tingkat kemacetannya tinggi, mungkin Anda perlu mempertimbangkan untuk mencoba pekerjaan ini. Memang pekerjaan ini tidak bisa dijadikan sebagai mata pencaharian utama karena pekerjaan ini merupakan pekerjaan paruh waktu atau hanya bekerja by order. Namun, sepertinya ini bisa dijadikan pekerjaan paruh waktu bagi Anda yang sedang mencari pekerjaan atau menginginkan pendapatan tambahan.

Demikianlah dua pekerjaan yang membutuhkan kesabaran sebagai skill utamanya. Untuk yang kedua, memang perlu keterampilan lain, yakni mampu mengemudikan mobil. Namun, sepertinya keterampilan mengendari yang perlu dimiliki hanya yang dasar saja.

Sebenarnya ada faktor lain yang penting, yakni kepercayaan. Orang yang menggunakan jasa dua pekerjaan ini pastilah orang yang sudah menaruh kepercayaan tinggi kepada penyedia layanannya. Apalagi pengguna jasa jam-busting yang membiarkan mobilnya dikendarai oleh orang yang tidak benar-benar dikenal.

Maka, Anda perlu mempertimbangkan hal ini dan selalu memikirkan bahwa kepercayaan tinggi yang diberikan oleh klien tidak boleh disalahgunakan. Kepercayaan yang ditunaikan dengan baik akan menumbuhkan kredibilitas pemilik jasa. Pikirkan juga bahwa dengan menunaikan kepercayaan seseorang, artinya kita telah berbuat baik kepada sesama yang merupakan anjuran dari agama yang bisa mendatangkan pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *