Artificial Intelligence, Implementasi dan Dampaknya dalam Ekonomi dan Bisnis
Published Date: 14 June 2024
Gambaran dunia saat ini adalah dunia dimana mesin yakni Artificial Intelligence (AI) dapat berperan sebagai seniman, asisten, pembaca cerita, penterjemah atau teman curhat dan bahkan sebagai ekonom. Teknologi Artificial Intelligence telah berkembang sedemikian rupa sehingga mampu meniru kemampuan intelektual manusia dalam mengembangkan konten. Sejak tahun 1950 Alan Turing seorang perintis dalam penelitian dan pengembangan tentang ilmu komputer telah memberikan pandangan tentang masa depan lewat papernya Computing machinery and intelligence yang berisi tentang kemungkinan Artificial Intelligence mampu menyamai bahkan mengungguli kecerdasan manusia. Saat ini apa yang diprediksi dalam paper Alan tersebut yang usianya lebih dari 50 tahun lalu nampaknya mulai menjadi kenyataan lewat hadirnya teknologi Artificial Intelligence sebagai perkembangan teknologi komputer mutakhir.
Dewasa ini teknologi Artificial Intelligence telah sampai pada pengembangan teknologi generative Artificial Intelligence(GenAI) yakni jenis Artificial Intelligence yang mampu menggenerate atau menghasilkan text, gambar, video dan berbagai jenis data lainnya menggunakan Model Generatif (Generative Mode). Salah satu bentuk penerapan dari Gen Artificial Intelligence adalah ChatGPT, yakni aplikasi chatbot yang dikembangkan oleh OpenAI dan resmi diluncurkan pada tanggal 30 November 2022. Aplikasi ini dikembangan menggunakan teknologi Large Model Language (LLM), yakni bentuk teknologi memungkinkan pengguna aplikasi ini untuk menyempurnakan dan mengarahkan percakapan dalam format, gaya, tingkat detail dan bentuk bahasa yang diinginkan. Gen Artificial Intelligence telah mencapai perkembangan yang cukup menakjubkan dalam lompatan perkembangan Artificial Intelligence dalam memahami pola data yang kompleks, yang sekaligus melahirkan pertanyaan terhadap eksistensi dari humanitas itu sendiri dan segala aspeknya termasuk ekonomi.
Artificial Intelligence bukanlah konsep baru dalam bidang ekonomi dan bisnis, sebelumnya telah diterapkan Bentuk tradisional Artificial Intelligence seperti Machine learning yakni Artificial Intelligence yang memiliki kemampuan belajar dan mengenal pola dan Predictive Learning Artificial Intelligence yang memiliki kemampuan prediksi yang telah digunakan dalam meramalkan trend pasar, perilaku konsumen, melakukan perbaikan produk dan lain sebagainya. Yang membedakan Gen Artificial Intelligence dengan para pendahulunya yakni Tradisional Artificial Intelligence adalah kemampuan dari Gen Artificial Intelligence untuk memberikan hasil yang lebih kreatif tidak hanya dalam bentuk analisis dan ramalan data, Gen Artificial Intelligence bahkan mampu menggenerate pilihan dan skenario alternatif yang membantu pihak manajemen dalam mengambil keputusan sekaligus mampu memberikan insight (ilham) dengan mengeksplorasi berbagai indikator ekonomi dan variabel- variabel dalam keuangan.
Perbedaan Gen Artificial Intelligence Dan Artificial Intelligence Tradisional
Lebih lanjut mengupas tentang perbedaan Gen Artificial Intelligence dan Artificial Intelligence tradisional. Secara umum Artificial Intelligence Tradisional dikenal juga sebagai Weak Artificial Intelligence (Artificial Intelligence lemah) atau Narrow Artificial Intelligence (Artificial Intelligence dalam mode sempit) yang fokus hanya pada penyelesaian tugas spesifik yang didasarkan pada perintah dan algoritma yang telah ditetapkan sebelumnya. Artificial Intelligence dalam bentuk ini didesain untuk handal dalam menangani satu bentuk aktivitas atau aktivitas yang terbatas pada tujuan dan perintah tertentu. Sebagai contoh Artificial Intelligence yang didesain khusus untuk bermain catur seperti Deep Blue yang dikembangkan oleh IBM yang mampu mengalahkan juara catur dunia Grand Master Garry Kasparov pada tahun 1997. Atau contoh lain dari tradisional Artificial Intelligence adalah aplikasi translator dan sistem pakar yang digunakan dalam dunia medis untuk mendiagnosis penyakit. Berikut ini penjelasan lebih rinci beberapa contoh kategori dari Artificial Intelligence Tradisional :
- Expert System atau dikenal juga sebagai Sistem pakar: Adalah sistem yang didesain untuk meniru kemampuan manusia dalam bentuk keahlian tertentu, seperti bidang medis, teknik atau ekonomi. Misalnya, sistem pakar dirancang untuk mendiagnosis penyakit pada pasien dengan menganalisa gejala yang ditemukan pada pasien, memecahkan masalah teknis dalam gambar arsitektur, atau untuk memberikan nasihat dan konsultasi keuangan dan investasi berdasarkan trend di pasar modal.
- Decision Trees atau disebut juga sebagai Pohon keputusan: Adalah sebuah sistem yang digunakan untuk membuat seperangkat keputusan yang didasarkan pada seperangkat aturan. Contoh penerapan, pohon keputusan digunakan untuk menyeleksi credit approval (Persetujuan peminjaman) yakni sebuah sistem yang digunakan dalam dunia perbankan untuk menyetujui atau menolak proposal pinjaman dengan menilai kelayakan pengajuan kredit berdasarkan variabel yang telah ditetapkan sebelumnya seperti pendapatan, historis peminjaman dan lain sebagainya.
- Natural Language Processing atau dikenal dengan Pemrosesan bahasa alami (NLP): Sistem NLP adalah sistem yang digunakan dalam suatu program atau aplikasi komputer untuk meniru bahasa manusia. Misalnya, sistem NLP digunakan untuk mengembangkan sistem layanan chatbot atau program penerjemah.
Lalu bagaimana dengan Gen Artificial Intelligence atau generative Artificial Intelligence yang merupakan bentuk mutakhir dari Artificial Intelligence disaat ini? Gen Artificial Intelligence adalah bentuk evolusi lanjut dari Teknologi AI. Gen Artificial Intelligence dikenal juga dengan istilah Strong Artificial Intelligence(Artificial Intelligence kuat) atau Creative Artificial Intelligence(Artificial Intelligence kreatif), yang mampu menghasilkan konten yang baru dan original dari data-data yang diberikan sebagai data historis. Gen Artificial Intelligence mampu menghasilkan konten yang bersifat baru dan original yang belum ada sebelumnya berdasarkan data-data yang diberikan kepadanya sebagai alat training (latihan) yang kemudian akan men generate outputnya dalam bentuk text, Video, audio dan bentuk konten lainnya. Adapun contoh-contoh dari Gen Artificial Intelligence adalah ChatGPT, Bard, DALL-E.
Kemampuan Gen Artificial Intelligence ini tidak terbatas pada kegiatan tertentu misalnya bermain catur atau mendiagnosa penyakit seperti pada Artificial Intelligence tradisional yang dikenal dengan Expert System. GenAi memiliki multi kemampuan. Ia mampu berperan sebagai penerjemah, data analisis, konsultan, ahli matematik, menghitung rumus fisika, menghitung Harga pokok produksi dalam akuntansi dan banyak aktivitas lainnya dalam satu program aplikasi. Ini lah kemampuan yang membedakan Gen Artificial Intelligence dari versi Artificial Intelligence sebelumnya atau yang dikenal sebagai Artificial Intelligence tradisional.
Penggunan Gen Artificial Intelligence Dalam Ekonomi Dan Bisnis
Gen Artificial Intelligence sebagai teknologi yang berupaya mensimulasikan dan meniru kecerdasan manusia, saat ini telah memberikan pengaruh yang besar dalam dunia ekonomi dan bisnis. Dewasa ini Artificial Intelligence telah banyak terintegrasi dalam berbagai aplikasi dan software bisnis, mulai dari Aplikasi akuntansi dan keuangan, sumber daya manusia – Human resource Management System (HRM), Pelayanan Konsumen -Customer Relation System (CRM), Sistem pergudangan – Stock and Warehouse System (WRM) dan Enterprise Resource System (ERP). Gen Artificial Intelligence telah merevolusi alur kerja dalam bisnis dan industri dan mengubah cara kerja dan baik dalam mengakses informasi dan analisis data.
Adapun manfaat dalam penggunaan Gen Artificial Intelligence secara umum dalam dunia ekonomi dan bisnis sebagaimana disampaikan oleh Noémie Ellezam pimpinan biro Digital Strategy di bank Société Générale salah satu terbesar eropa, bahwa Artificial Intelligence mampu mengeksplorasi strategi digital dengan potensi yang mampu memberikan pengaruh pada seluruh area bisnis mereka. Berikut adalah beberapa manfaat dari Artificial Intelligence dalam sektor ekonomi dan Bisnis :
- Meningkatan Engament dan User Experience: Aplikasi seperti chatbots, callbots, dan Artificial Intelligence asisten mampu mengubah interaksi layanan pelanggan, Artificial Intelligence menawarkan cara-cara baru yang lebih efisien bagi bisnis untuk berinteraksi dengan pelanggan.
- Meningkatkan Insight melalui Analisis Data: Artificial Intelligence mampu dengan cepat memproses baik historical data dan update data dalam jumlah besar, lalu menarik kesimpulan, memperoleh insight, dan memprediksi tren atau perilaku konsumen (Consumer Behavior) di masa depan. Hal ini dapat membantu bisnis dalam memfasilitasi pengambilan keputusan yang lebih baik mengenai pelanggan, penawaran, dan menentukan arah untuk pertumbuhan bisnis di masa depan.
- Kemungkinan adanya Otomasi dan Efisiensi dalam Business Process: Penggunaan Artificial Intelligence dapat meningkatkan efisiensi dan proses yang berjalan pada Aplikasi yang telah ada, melakukan mengotomasi tugas berulang seperti input data dan notulensi rapat, serta membantu membuat dan mengedit konten yang bersifat rutin.
- Kemungkinan adanya Rekomendasi yang bersifat Personal: Artificial Intelligence mampu Melakukan analisis data konsumen (seperti yang ada pada Customer Relation Management (CRM) dalam suatu bisnis) untuk memahami kesamaan dalam preferensi dan perilaku konsumen di berbagai segmen. Hal ini memungkinkan bisnis untuk memberikan personalisasi dalam rekomendasi atau penawaran serta Artificial Intelligencemampu menghasilkan pesan yang bersifat khusus yakni yang ditargetkan hanya kepada audiens tertentu.
Penerapan Gen Artificial Intelligence Pada Sektor Industri
Gen Artificial Intelligence sebagai teknologi Artificial Intelligence terkini dengan kemampuan menghasilkan berbagai konten tanpa campur tangan dari manusia. Dengan kemampuan kreatif menjadikan ia mampu menggenerate teks, gambar, video, audio dan berbagai jenis data yang bersifat unik dan berbeda dari data-data yang ia pelajari sebelumnya. Kunci dari teknologi ini adalah penggunaan algoritma yang kompleks dan model pembelajaran mesin (Machine Learning) untuk mempelajari pola dan aturan dari data yang ada dan menghasilkan konten baru atau original yang menyerupai dari data yang asli. Gen Artificial Intelligence dianggap mampu meningkatkan akurasi dan produktivitas dan juga menekan biaya dari berbagai bidang industri. Berikut beberapa contoh dari penggunaan Artificial Intelligence dalam bidang industri:
- Industri Kesehatan: Dalam industri kesehatan, Gen Artificial Intelligence digunakan untuk menganalisis gambar medis seperti hasil rontgen selain itu ia juga dapat membantu dokter dalam melakukan diagnosis. Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hingga 50% dari semua kesalahan medis di perawatan primer adalah kesalahan administratif. Sehingga diharapkan penggunaan Artificial Intelligence mampu menurunkan tingkat kekeliruan dalam bidang medis.
- Bidang Keuangan: Penggunaan Artificial Intelligence dalam Industri keuangan dengan penerapan algoritma tertentu pada Artificial Intelligence dapat mendeteksi terjadinya fraud dan juga mengidentifikasi adanya peluang-peluang investasi. Otomatisasi tugas-tugas dalam bidang keuangan yang bersifat rutin, meningkatkan mitigasi terhadap risiko dan optimalisasi operasional. Menurut Lembaga riset Goldman Sachs Integrasi GenAi dalam dunia keuangan diharapkan dapat meningkatkan GDP (Gross Domestic Product) sebesar 7%, atau mendekati 7 Triliun Dollar. Dan dipercaya mampu meningkatkan pertumbuhan produktivitas sebesar 1,5%.
- Manufaktur: Gen Artificial Intelligence diprediksi mampu mengubah model manufaktur yang telah ada saat ini. Hal itu didasarkan pada kemampuan Artificial Intelligence mengolah data dalam jumlah besar dan membuat prediksi terhadap produk yang akan dihasilkan, sehingga ia mampu mempengaruhi pengambilan keputusan, mengoptimalisasi proses produksi, meningkatkan kualitas produksi dan mengurangi sisa proses produksi (waste).
- Industri Retail: Penggunaan Gen Artificial Intelligence pada industri retail mampu mengoptimalisasi manajemen persediaan dan memberikan rekomendasi produk berdasarkan pada histori pembelian dan kebiasaan berselancar. Gen Artificial Intelligence juga dapat meningkatkan penjualan dan mengoptimalisasi proses operasional dalam industri retail sehingga dapat membantu para pengusaha retail dalam menginovasi, mengurangi biaya dan lebih fokus dalam pengembangan produk dan sistem yang baru .
Dapat disimpulkan bahwa penerapan Gen Artificial Intelligence dalam berbagai industri membawa keuntungan baik dari sisi optimalisasi proses, menekan biaya dan otomatisasi untuk pekerjaan yang bersifat rutin. Dan pada akhirnya penggunaan dari Artificial Intelligence mampu meningkatkan profitabilitas dari dunia bisnis dan industri.
Penggunaan Gen Artificial Intelligence Pada Perusahaan Besar
Dengan ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadikan dunia usaha dipaksa untuk terus beradaptasi dengan kemajuan, trend dan perubahan-perubahan yang terkini. Saat ini banyak perusahaan-perusahaan besar dunia saling berlomba untuk mengadopsi dan mengintegrasikan Gen Artificial Intelligence dalam bisnis dan proses bisnis mereka. Berikut adalah daftar institusi bisnis internasional yang telah mengadopsi Artificial Intelligence dalam menjalankan bisnisnya :
- Tesla Menggunakan Gen Artificial Intelligence untuk teknologi Self-Driving atau kendaraan yang mampu berkendara tanpa pengemudi. Dimana Gen Artificial Intelligence pada kendaraan Tesla dihubungkan dengan sensor dan algoritma yang mampu menavigasi kendaraan dan mengambil keputusan secara realtime.
- Microsoft Menggunakan Gen Artificial Intelligence teknologi cloud computing yakni Azure produk cloud computing dari Microsoft, dan Bing sebagai mesin pencari produk Microsoft.
- Google Menggunakan Gen Artificial Intelligence dalam mesin pencarinya dan sistem advertising, selain itu google menggunakan Gen Artificial Intelligence untuk voice recognition. Mereka juga mengembangkan Bard google yakni Artificial Intelligence yang digunakan untuk men generate gambar dan visual.
- Amazon Menggunakan Gen Artificial Intelligence sebagai alat untuk memberikan rekomendasi (Recommendation engines) produk dan Voice Assistant.
- Netflix (NFLX) menggunakan Gen Artificial Intelligence untuk menghasilkan rekomendasi, yakni memberikan saran film dan acara TV kepada pengguna berdasarkan riwayat tontonan dan preferensi mereka.
Dampak Penggunaan Artificial Intelligence Dalam Ekonomi Makro
Berdasarkan hasil laporan European Parliament (2019) diprediksi bahwa pengaruh dari penggunaan Artificial Intelligence pada sektor ekonomi berdasarkan hasil studi terhadap beberapa negara meramalkan bahwa pada tahun 2035, Artificial Intelligence dapat menggandakan tingkat pertumbuhan ekonomi global yang bersifat tahunan (Global Annual Growth of Economics) dan mampu meningkatkan produktivitas pekerja mendekati 40%, dengan asumsi akan dilahirkannya teknologi yang inovatif yang membawa pada efisiensi kerja. Hasil riset dari PriceWaterHouseCoopers (PWC) memperkirakan bahwa dengan penggunaan Artificial Intelligence pada sektor ekonomi makro akan meningkatkan GDP hingga mencapai 14% (Setara dengan 15.7 Triliun dollar) dengan asumsi bahwa Artificial Intelligence akan mengarah pada pengembangan robot dan otomatisasi pekerjaan yang tidak hanya akan mereduksi biaya namun juga mampu meningkatkan nilai atau nilai tambah dari produk barang dan jasa yang dihasilkan. Selain itu diprediksi akan ada peningkatan permintaan konsumen.
Dari hasil studi McKinsey Global Institute memperkirakan bahwa pada tahun 2030 lebih dari 70% Lembaga usaha di seluruh dunia telah terintegrasi dengan AI. Dimana akan ada pertumbuhan GDP secara global sebesar 13 triliun USD dengan pertumbuhan annual sebesar 1,2%. Dengan asumsi peningkatan produksi akibat alih teknologi ke arah otomatisasi dan inovasi terhadap produk barang dan jasa di seluruh dunia. Disisi lain Secara makro penerapan Artificial Intelligence juga akan menimbulkan goncangan terhadap pasar tenaga kerja diakibatkan penggunaan robot dan Artificial Intelligence sebagai pengganti tenaga manusia. Dan pada akhirnya juga akan menurunkan daya konsumsi masyarakat diakibatkan banyaknya kehilangan tenaga kerja akibat penggunaan AI, Mesin dan robot yang menggantikan tenaga manusia.
Dampak Penggunaan Artificial Intelligence Terhadap Pasar Tenaga Kerja
Pasar tenaga kerja dikenal juga sebagai pasar pekerjaan (Job Market) adalah mekanisme permintaan dan penawaran terhadap tenaga kerja, dimana pekerja berada pada posisi penawaran (Supply) dan perusahaan atau lembaga yang mempekerjakan berada pada posisi permintaan (Demand). Dengan trend penerapan Artificial Intelligence dalam dunia ekonomi dan bisnis maka pasar tenaga kerja merupakan sektor yang mendapatkan dampak signifikan. Sebagian memandang bahwa penerapan Artificial Intelligence khususnya Gen Artificial Intelligence akan menghapus ketersediaan lapangan kerja karena tergantikannya manusia dengan AI. Namun sebagian memandang positif penerapan Artificial Intelligence akan membawa pada peningkatan produktivitas dan munculnya jenis-jenis pekerjaan baru. Pada awal tahun 2023 Goldman Sach Repot menyampaikan bahwa Gen Artificial Intelligence akan meningkatkan produktivitas dan disaat yang bersamaan ia mendisrupsi pasar tenaga kerja. Dimana akan ada 300 Juta bentuk pekerjaan yang akan tergantikan dengan adanya Artificial Intelligence dengan sistem otomatisasi. Contoh yang lain dari British Telecom sebuah perusahaan telekomunikasi multinasional di Inggris yang bermarkas di London, menyampaikan pengumuman bahwa mereka akan menghapuskan 55.000 pekerjaan pada tahun 2030 dan menggantikan 10.000 lebih pekerjaan dengan penerapan AI.
Berdasarkan laporan IMF bahwa secara global 40% dari jenis pekerjaan berpotensi tergantikan dengan adanya AI, dimana pekerjaan yang bersifat repetitif dan rutin akan digantikan oleh AI. Dalam negara-negara ekonomi lanjut (Advance Economics) 60% jenis pekerjaan akan terimbas dari penerapan Artificial Intelligence dimana fungsi-fungsi manusia dapat dikurangi dengan penerapan Artificial Intelligence dan dalam kasus ekstrim dapat digantikan dengan AI. Adapun di negara-negara dengan ekonomi rendah (Low Economics) penerapan Artificial Intelligence diperkirakan hanya dapat mempengaruhi 40% sampai 27% dari pekerjaan. Artinya pasar tenaga kerja pada negara-negara dengan tingkat ekonomi rendah tidak terlalu terdistorsi dengan penerapan AI.
Kesimpulan
Teknologi Artificial Intelligence sebagai salah satu teknologi di antara banyak teknologi lain tentu diyakini memberikan manfaat seperti peningkatan GDP secara global, Peningkatan profitabilitas, produktivitas dan efisiensi biaya dan juga tentu ada sisi resiko dan biaya yang ditimbulkan seperti tergantikannya tenaga manusia dengan mesin dan robot, keguncangan di pasar tenaga kerja, penurunan tingkat pendapatan bagi beberapa kalangan di masyarakat akibat tergantikan dengan Artificial Intelligence dan robot. Dengan kata lain akan terjadi Disrupsi baik dari sisi ekonomi dan bisnis bahkan juga secara sosial, budaya dan aspek-aspek masyarakat yang lain akan juga terdampak, sebagaimana jaringan internet telah membawa disrupsi kepada bidang dan sektor ekonomi dan aspek kehidupan lainnya. Tentu perubahan ini membawa pada munculnya kekhawatiran dan juga harapan akan masa depan.
Ketidakpastian dan tantangan masa depan akibat perkembangan teknologi tentu menimbulkan kecemasan dan ketakutan di hati banyak orang. Namun sebagai seorang muslim kita harus menyikapi tantangan masa depan dan era disrupsi dengan senantiasa berbaik sangka kepada Allah dan optimis, karena sikap optimis termasuk sebagai bentuk sunnah nabi, Sebagaimana dalam hadits nabi shalallahu alaihi wa sallam dari Jabir Radhiyallahu anhu dia berkata, Aku mendengar Nabi Shallallahu Alaihi wa sallam bersabda:
“Janganlah salah satu di antara kalian meninggal dunia kecuali dia berprasangka baik kepada Allah.”
[HR. Muslim, 2877]
Karena sikap optimis adalah bentuk prasangka baik kepada allah, karenanya Nabi senantiasa menganjurkan bersikap optimis dalam segala hal.
Memang perkembangan zaman dan teknologi membawa kepada keadaan yang semakin tidak pasti (uncertainly) yang dalam ekonomi unsur ketidakpastian didefinisikan sebagai resiko. Namun seorang muslim haruslah berbekal optimisme dalam mengarungi samudera ketidakpastian dalam kehidupan ini. Dan suatu pesan penting yang Allah subhanahu wa ta’ala sampaikan kepada kita kaum muslimin.
Allah Ta’ala berfirman,
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu” (QS. Al Baqarah: 45).
Dengan berbekal optimisme dan dilengkapi dengan sabar dan sholat (doa) kita insya Allah mampu mengarungi segala tantangan dan mengubah semua resiko menjadi peluang, dan mudah-mudahan masa depan menjadi lebih baik apapun tantangan yang ada didepan.
Refrensi:
- Dencik, J., Goehring, B.and Marshall, A. (2023), “Managing the emerging role of generative Artificial Intelligence in next-generation business”, Strategy & Leadership, Vol. 51 No. 6, pp. 30-36.
- McKinsey Global Institute (2018), Notes from the Artificial IntelLigence frontier – Modeling the impact of Artificial Intelligence in the world economy,discussion paper,
- PWC (2018) The macroeconomic impact of artificial intelligence,
- Szczepański, Marcin (2019) Economic impacts of artificial intelligence (AI), EPRS | European Parliamentary Research Service
- Turing, Alan M. (1950). Computing machinery and intelligence. Mind 59 (October):433-60.