Konsep Pemasaran Agar Sukses Berbisnis

Dunia bisnis menjadi salah satu pilihan yang dapat ditempuh apabila mencari peluang untuk menjadi orang yang berkecukupan dari sisi materi. Beragam peluang dengan tingkat resiko berbeda dapat ditemukan ketika seseorang menjalankan sebuah bisnis. Dan tidak peduli kecil atau besar, yang namanya bisnis pasti membutuhkan banyak effort agar dapat berjalan dengan baik, bahkan dapat bertahan di rimba belantara persaingan dengan kompetitor lainnya. Itulah sebabnya seorang yang menjalankan sebuah bisnis tidak hanya memiliki kemampuan untuk mengatur pemasuk dan pengeluaran saja, tapi juga diperlukan kemampuan untuk memasarkan produk yang ditawarkan. Kemampuan di bidang pemasaran merupakan salah satu skill yang harus dimiliki bagi mereka yang memang menginginkan kesuksesan dalam bisnisnya.

Pemasaran atau marketing sendiri terus berkembang seiring dengan perubahan zaman. Adanya inovasi teknologi di bidang transportasi, komunikasi, dan penyampaian informasi turut mendorong konsep pemasaran turut beradaptasi agar dapat diterima dengan baik. Hingga kemudian dikenal beberapa konsep besar yang memang sudah terbukti dapat bertahan dalam menjalankan sebuah bisnis. Konsep pemasaran yang dimaksud tentu akan sangat bergantung pada keadaan usaha dan pasar dalam peng-implimentasian-nya. Bagi para pengusaha, kemampuan untuk memahami unit usaha yang dijalani serta mengenal target pasar yang diinginkan menjadi pedoman sebelum memutuskan konsep pemasaran apa yang hendak dijalankan.

Setidaknya ada enam konsep pemasaran yang dikenal secara luas dalam menjalankan bisnis saat ini.

1. Business to Business (B2B)

Business to Business (B2B) adalah konsep pemasaran ketika satu perusahaan menjual produknya kepada perusahaan lain. Dalam dunia bisnis model ini dikatakan cukup rumit sebab transaksi terjadi antara dua perusahaan yang menjanlankan bisnis, bukan kepada konsumen secara langsung. Dalam bisnis model ini biasanya margin profit yang didapatkan relatif kecil.

Konsep pemasaran seperti ini dapat ditemui pada beragam bidang yang berbeda. Misalnya, ada perusahaan yang menjual sayuran dan buah-buahan kepada perusahaan lain yang menjalankan usaha rumah makan. Keduanya sama-sama tidak bersentuhan langsung dengan konsumen.

Selain model B2B ada juga model yang lain yakni Business to Consumer (B2C) yang sudah mulai banyak dilakukan perusahaan saat ini dibantu dengan kemudahan akses sosial media, kemudian ada Business to Government (B2G) yakni memberikan layanan produknya kepada pemerintah,dan Consumer to Consumer (C2C) dapat ditemui di tengah masyrakat dalam model produk jasa.

2. Strenghts, Weakness, Opportunities, Threats (SWOT)

Sebelum perusahaan menjalankan strategi pemasaran dengan baik maka dibutuhkan pemahaman terhadap usaha yang sedang dijalankan. Salah satu konsep pemasaran yang dapat dikembangkan dalam strategi ini ialah dengan menerapkan SWOT, singkatan dari Strengths (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman).

Konsep SWOT diperkenalkan oleh Albert Humphrey sekitar tahun 1960-an. Konsep ini mendorong perusahaan mengenal diri sendiri terlebih dulu sebelum memutuskan untuk bertindak dalam pemasaran. Dengan memperhatikan keempat elemen dalam SWOT maka diharapkan perusahaan dapat menentukan strategi tepat dalam pemasaran.

Dalam prosesnya terkadang perlu dilakukan diskusi antar divisi di dalam perusahaan untuk kemudian melakukan curah gagasan dengan seksama. Nantinya tiap divisi dapat memberi sumbang saran dalam bentuk analisis pertanyaan yang harus dipecahkan bersama terkait dengan empat komponen tersebut, baik yang bersifat internal maupun eskternal.

3. Segmentation, Targeting, Positioning (STP)

Menerapkan konsep Segmentasi, Targeting, Positioning dapat dilakukan dengan memperhatikan keadaan pasar yang akan menjadi tempat perusahaan menjual produknya. Dimulai dari proses menentukan segmentasi terkait dengan karakteristik dari calon pembeli.

Dilanjutkan dengan memastikan target yang tepat. Dalam proses targeting, perusahaan harus yakin dengan kelebihan produk berdasarkan pada keunggulan kompetitif yang dimiliki. Menentukan target produk juga harus memperhatikan kesesuaian dengan kondisi pasar yang ada.

Terakhir adalah positioning, dimana perusahaan sudah dapat menentukan posisi yang tepat bagi produknya. Apakah sebagai contender atau leader dalam persaingan dengan kompetitor dengan produk lain di pasar yang sama.

Memahami konsep STP dalam pemasaran sangat diperlukan agar mencapai efisiensi bisnis perusahaan. Diperlukan kerja sama antar lini sehingga mendapatkan hasil riset yang tepat sebelum memutuskan untuk menjalankan tiga tahap konsep pemasaran ini.

4. Awareness, Interest, Desire, Action (AIDA)

Mirip seperti konsep pemasaran lain dalam bentuk akronim, AIDA merupakan singkatan dari Awareness (Kesadaran/Daya Tarik), Interest (Minat), Desire (Keinginan), dan Action (Aksi). Konsep pemasaran ini dikembangkan oleh E. St. Elmo Lewis pada tahun 1989. Beliau menciptakan konsep pemasaran ini untuk mengoptimalkan penjualan, terkhusus interaksi langsung mengenai produk yang ditawarkan antara perusahaan dengan pembeli.

Konsep ini menekankan bahwa pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses psikologis yuang dilalui oleh konsumen atau pembeli. Dan keempat elemen di dalamnya merupakan tahapan yang dilalui oleh seseorang dari mulai menaruh perhatian kepada produk sampai akhirnya memutuskan untuk melakukan aksi dengan membeli.

Dalam perjalanannya kini konsep AIDA telah ditambahkan dengan satu huruf ‘S’ mewakili Satisfaction (Kepuasan). Perusahaan dituntut untuk dapat memberikan kepuasan kepada konsumen dan memberi pengalaman menyenangkan dari produk yang ada. Semakin besar kepuasan yang didapat maka peluang untuk menjaga keberlangsungan ekosistem pelanggan dapat semakin besar. Karena konsumen yang puas akan menyampaikannya kepada kerabat atau relasi untuk dapat menggunakan produk yang sama.

5. KONSEP 4P+3P

Pemasaran campuran atau marketing mix dapat ditemukan dalam konsep pemasaran 4P + 3P. Jika diperinci maka 4P terdiri atas Product, Price, Place, dan Promotion. Pada tahap ini kemampuan perusahaan untuk dapat memperkenalkan empat elemen tersebut menjadi salah satu modal mendapatkan keberhasilan dalam bisnis yang dijalani.

Dimulai dari produk itu sendiri. Perusahaan harus memastikan bahwa produk mereka bukan saja yang terbaik tapi juga hadir untuk pasar yang tepat. Penentuan harga kemudian dapat menjadi pondasi dalam membangun kepercayaan konsumen. Harga mahal identik dengan produk berkualitas. Maka tempat pemasarannya pun harus sesuai dengan harga yang ditawarkan. Dan terakhir model promosi yang dilakukan tepat dengan target pasar itu sendiri.

Kemudian Booms dan Bitner menambahkan 3P lainnya dalam bauran yakni People, Process, Physical Evidence sehingga lengkap sudah konsep pemasaran yang diinginkan. Kombinasi konsep pemasaran 4P memadukan antara strategi pemasaran produk kepada pelanggan sasaran secara lebih efektif. Ditambah 3P sebagai pelengkap dan disarankan bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa atau pelayanan.

6. KONSEP 7R

Konsep pemasaran terakhir adalah 7R yang diperuntukkan bagi perusahaan atau pengusaha produk eceran. 7R sendiri merupakan himpunan dari Right Product/Merchendise, Right Price, Right Quantity, Right Place, Right Time, Right Services, dan Right Appeals/Promotions. Seluruh komponen tersebut harus dijalankan secara terpadu sehingga pengecer dapat menjalankan fungsinya dengan benar (Right Retailer).

Mudah memahami mengapa tujuh komponen tersebut harus ada ketika menjalankan sebuah bisnis. Sebab ketika setiap komponen dibuat dengan tepat sesuai dengan peruntukkannya maka semakin besar pula peluang sebuah bisnis meraih kesuksesannya.

Kemampuan memahami konsep pemasaran yang tepat sangat penting dalam menyusun strategi bisnis sesuai dengan tujuan perusahaan. Seseorang yang menjalankan bisnis pun harus memahami kelebihan dan kekurangan dari bisnis yang dijalaninya, pasar yang diinginkannya, serta keuntungan yang hendak diraih dengan berbagai resiko penyerta. Dinamika dan inovasi akan terus ada dalam dunia bisnis, sehingga pengusaha maupun perusahaan harus selalu siap dengan perubahan dalam menjalankan bisnisnya. Seperti ucapan Richard Branson, “Business opportunities are like buses, there’s always another one coming.”.

Editor: Fajrin Dzul Fahdlil

Referensi:

  • Cholil, Akmal Musyadat. 2020. 150 Brand Awareness Ideas. Quadrant: Yogyakarta.
  • https://distribusipemasaran.com/
  • https://cpssoft.com/

 

Author

1 thought on “Konsep Pemasaran Agar Sukses Berbisnis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *