Mengendalikan Uang, Menciptakan Masa Depan: 5 Strategi Menabung yang Wajib Dicoba!
Published Date: 3 August 2023
Ada banyak tutorial di internet yang membahas tentang cara mencapai financial freedom. Kebanyakan fokusnya adalah tentang cara menghasilkan uang. Tapi tahukah Anda financial freedom bukan hanya soal menghasilkan uang, tapi juga tentang mengelola uang itu sendiri. Di Youtube contohnya, ada banyak sekali content creator yang membagikan tipsnya dalam menghasilkan seratus juta pertama atau bahkan satu milyar pertamanya dari dunia online. Tapi sedikit sekali yang membahas tentang cara menjaga dan mengelola keuangan dengan menabung untuk keperluan jangka panjang.
Ada kesamaan behavior antara tokoh-tokoh yang telah mencapai kesuksesan finansialnya sekaligus juga berhasil mempertahankannya yaitu mereka mulai dari hidup hemat dan menabung. Di sisi lain ada banyak juga tokoh terkenal yang telah mencapai kesuksesan finansial namun hal itu tidak berlangsung lama karena mereka gagal dalam mempertahankan kekayaannya. Alasan mereka tidak berhasil dalam mempertahankan kekayaannya ada beraneka ragam, yang paling sering adalah karena terlalu banyak spending pada gaya hidup hedonis mereka. Ada pepatah yang mengatakan, “Making money is an action but keeping money is behavior”. Mencari penghasilan memang tindakan aktif untuk mencapai kesuksesan finansial, namun mempertahankan kesuksesan tergantung pada kebiasaan kita dalam mengelola uang secara bijaksana. Salah satu behaviour yang penting untuk dilakukan adalah konsisten menabung. Konsisten dalam menyisihkan beberapa persen dari penghasilan Anda untuk ditabung sangat penting untuk kesuksesan finansial jangka panjang.
Ada 5 kategori kebiasaan seseorang dalam menabung berdasarkan prosentase dalam menyisihkan penghasilannya untuk ditabung. Kelima kategori itu adalah:
- Beginner Saver yaitu orang yang menabung 10% dari penghasilan.
- Intermediate Saver yaitu orang yang menabung 20% dari penghasilan.
- Advance Saver yaitu orang yang menabung 30% dari penghasilan.
- Elite Saver yaitu orang yang menabung 40% dari penghasilan.
- Saving Superstar yaitu orang yang menabung 50% atau lebih dari penghasilan.
Untuk menjadi seorang Saving Superstar dibutuhkan proses dan waktu yang cukup panjang terutama bagi yang belum terbiasa menabung. Karena merubah kebiasaan itu memang tidak mudah. Namun bisa dimulai secara bertahap dengan menjadi seorang Beginner Saver terlebih dahulu. Jika sudah terbiasa menabung 10% dari penghasilan dalam beberapa bulan atau mungkin dalam 1 tahun, bisa meningkat ke jenjang berikutnya sampai akhirnya bisa menjadi seorang Saving Superstar.
Kami merangkum setidaknya ada 5 strategi yang bisa Anda lakukan agar kegiatan Saving Money Anda berjalan dengan lancar. Sehingga bisa membantu Anda dalam mencapai kesuksesan finansial jangka panjang.
1. Stop Membeli Barang Branded Hanya untuk Status
Kecintaan terhadap suatu brand atau merek yang mahal bisa sangat berbahaya bagi keuangan, karena Anda akan lebih fokus pada status dan trennya ketimbang dari segi manfaat atau fungsinya. Apabila sudah terbiasa membeli barang branded maka akan sangat mungkin untuk menjadi kecanduan. Karena yang Anda beli sesungguhnya adalah yang Anda anggap sebagai value yaitu agar strata sosial naik dan agar tidak ketinggalan tren. Lantas bagaimana cara mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan mengurangi keinginan akan gengsi dan keterikatan terhadap suatu brand yang mahal. Kemudian lebih menimbang akan manfaat dan fungsinya walaupun hanya merek dari produsen lokal.
Faktanya brand terkenal sekelas Nike saja menaruh kepercayaan kepada pabrik sepatu di Indonesia untuk memproduksi produk sepatunya. Pabrik tersebut adalah PT. Adis Dimension Footwear yang berlokasi di Jalan Raya Serang Km 24, Balaraja-Tangerang. Bahkan menurut Nike produksi di Indonesia kualitasnya lebih baik dibanding produksi dari pabrik di Cina dan Vietnam. Itu artinya kualitas produksi pabrikan sepatu di Indonesia juga sudah bisa dikatakan baik dengan harga yang jauh lebih murah. Contoh misalnya merek Kanky, Unerd dan Ventela masing-masing dibanderol dengan harga Rp298.000-, Rp299.000,- dan Rp269.000,-. Bahkan ada yang lebih terjangkau lagi dengan kualitas yang tidak kalah bagus, yaitu sepatu merk Ortuseight dan Aerostreet. Keduanya dibanderol dengan harga Rp239.000,- dan Rp149.900,-. Meskipun harganya terjangkau namun tampilannya tidak kalah menarik dan juga menurut review dari para content creator, sepatu-sepatu lokal tersebut memiliki durability yang baik sehingga mampu bertahan sampai beberapa tahun. Dengan menurunkan gengsi dan ketergantungan akan suatu brand mahal, maka akan banyak menghemat uang sehingga akan ada lebih banyak uang yang bisa disisihkan untuk ditabung.
2. Hindari Impulsive Buying
Fenomena impulsive buying terjadi ketika seseorang membeli barang secara tiba-tiba tanpa memperhatikan faktor kebutuhan dan anggaran yang sudah ditetapkan sebelumnya. Impulsive buying biasanya terjadi karena tergiur promo, diskon, voucher belanja, flashsale atau harga spesial saat live yang ditawarkan oleh platform-platform e-commerce. Biasanya menyasar kaum muda dan juga ibu rumah tangga, karena mudahnya akses mereka kepada platform-platform e-commerce seperti Shopee, Tokopedia dan yang saat ini sedang naik daun adalah Tiktok shop. Akibatnya uang yang seharusnya bisa dialokasikan untuk menabung menjadi digunakan untuk membeli barang-barang tanpa memperhatikan skala prioritas. Terlebih lagi jika impulsive buying ini dilakukan ketika ditawarkan pinjaman berjangka atau pay later oleh pihak e-commerce, maka akan semakin besar uang yang dikeluarkan karena harga pembelian dengan metode pay later tentunya lebih mahal daripada tunai.
Tips pertama untuk mengurangi impulsive buying yaitu memasukkan produk ke dalam keranjang terlebih dahulu dan jangan langsung di-check out. Kemudian buat komitmen dengan diri sendiri untuk melihat lagi produknya nanti setelah 24 jam. Biasanya keinginan untuk membeli akan berkurang 80-90% atau bahkan akan hilang 100%. Tips kedua adalah kurangi browsing di aplikasi media sosial dan e-commerce terutama pada tanggal muda atau tanggal saat Anda menerima gaji atau penghasilan Anda. Biasanya promo-promo di tanggal muda sangat gencar diluncurkan agar menarik perhatian dan akhirnya terjadilah impulsive buying. Tips ketiga, matikan semua notifikasi dari platform e-commerce yang ada di smartphone Anda. Cara terakhir biasanya sangat efektif agar tidak tergoda dari semua penawaran promo atau diskon.
3. Memakai Aplikasi Money Manager
Pernahkah Anda merasa bahwa uang cepat habis padahal rasanya tidak banyak belanja, seolah uang hilang entah kemana. Uang Anda tidak hilang kemanapun, melainkan Anda yang tidak sadar telah mengeluarkan uang karena memang tidak dicatat. Biasanya pengeluaran-pengeluaran kecil seperti membeli kopi di Janji jiwa, membeli snack di Alfamidi atau sekedar membelikan anak Anda es krim di Mixue. Nominalnya mungkin kecil namun tidak terasa beberapa kali Anda mengulangi transaksi tersebut dalam satu bulan, sehingga ketika diakumulasi menjadi nominal yang lumayan membocorkan pendapatan Anda. Salah satu solusi yang perlu untuk dicoba adalah dengan menggunakan aplikasi money manager. Memang sangat merepotkan apabila setiap transaksi harus selalu dicatat apalagi transaksi-transaksi yang nominalnya kecil, namun manfaat yang bisa dirasakan lumayan besar. Anda bisa mengetahui pengeluaran yang tidak terlalu penting dan bisa lebih mengefisienkan pengeluaran. Juga sebagai bahan referensi dan evaluasi untuk membuat anggaran atau budgeting untuk bulan-bulan berikutnya.
4. Sisihkan Bukan Sisakan
Sebelum mengeluarkan uang untuk membayar produk atau jasa orang lain, sebisa mungkin sisihkan dahulu untuk keperluan pribadi. Artinya simpan beberapa persen dari penghasilan terlebih dahulu baru kemudian belanjakan sesuai kebutuhan atau sesuai dengan anggaran pengeluaran yang sudah dibuat. Dengan menggunakan prinsip pay yourself first, membantu Anda untuk memastikan dana yang cukup untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang sebelum menghabiskan uang untuk hal-hal yang sifatnya konsumtif. Prinsip ini membantu Anda untuk membangun kebiasaan menabung, karena dana tabungan sudah dianggarkan terlebih dahulu dan bukan menggunakan dana sisa dari pengeluaran konsumtif. Dana yang sudah dianggarkan tadi bisa disimpan sebagai dana darurat atau jika dana darurat sudah ada, bisa digunakan untuk berinvestasi. Namun pastikan berinvestasi dibidang-bidang yang sudah terjamin kehalalannya.
5. Identifikasi Latte Factor
Latte factor adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pengeluaran-pengeluaran yang nominalnya kecil namun terus berulang yang sebetulnya bisa digantikan oleh hal lain. Karena terus berulang tanpa disadari akhirnya bisa berdampak negatif pada keuangan jangka panjang Anda. Seperti membeli kopi latte setiap hari atau bisa juga boba, snack mahal atau terlalu sering makan diluar. Tiap orang berbeda-beda latte factor-nya tergantung kebiasaan masing-masing. Intinya pengeluaran yang bukan kebutuhan pokok dan sebetulnya bisa dicari alternatif lain yang lebih murah. Apabila Anda bisa menghemat Rp15.000,-/hari, Anda bisa memiliki tabungan sejumlah Rp5.475.000 dalam setahun. Bayangkan apabila dana itu digunakan untuk berinvestasi pada usaha-usaha yang halal, memiliki portofolio yang bagus dan sesuai syariat, maka tidak hanya uang yang bertambah tapi juga keberkahan. Itulah yang perlu untuk diidentifikasi dan dilakukan evaluasi serta dicarikan alternatif lain agar pengeluaran pada hal-hal yang sifatnya konsumtif bisa lebih ditekan.
Itulah 5 strategi keuangan yang bisa dilakukan untuk lebih menghemat pengeluaran dan mengalokasikannya secara lebih bijaksana. Tujuannya tidak lain agar tercapai tujuan keuangan jangka panjang. Islam sendiri memerintahkan penganutnya untuk bisa memanfaatkan harta sebaik mungkin. Nikmat harta adalah nikmat yang patut disyukuri. Nikmat itu disyukuri dengan menjalankan tiga rukun yaitu bersyukur dengan hati, ucapan, dan menggunakannya untuk hal-hal kebaikan. Maka dari itu penting untuk dipahami, kaidah seorang muslim dalam mencari dan mengelola harta adalah dengan mencari harta yang halal kemudian mengalokasikannya pada hal yang wajib terlebih dahulu seperti nafkah dan hutang jika ada. Jika masih memungkinkan alokasikan untuk menabung dan berinvestasi. Tidak hanya investasi pada urusan duniawi saja melaikan investasi untuk kepentingan akhirat seperti sedekah dan untuk menunaikan zakat apabila telah memenuhi nishab (kadar minimal untuk terkena zakat) dan haul (bertahan setahun hijriyah).
Belajar dari kisah Nabi Yusuf ‘alaihissalam yang berhasil mengelola perbendaharaan negeri Mesir dengan menyimpan sebagian besar persediaan gandum di kala musim subur selama 7 tahun untuk menghadapi masa paceklik yang akan datang yang berlangsung juga 7 tahun lamanya. Dan benar saja, dengan sifat kebijaksanaan yang Allah subhanahu wa ta’ala berikan kepada Nabi Yusuf ‘alaihissalam, negeri Mesir berhasil melalui masa-masa sulit dengan persediaan gandum yang cukup. Bahkan bisa memenuhi kekurangan pangan dari negeri-negeri sekitarnya. Fakta ini menunjukkan bahwa seseorang perlu berhemat dengan cara hidup sederhana agar memiliki cadangan keuangan yang baik, sebagai persiapan akan datangnya masa-masa sulit yang harus dihadapi dimasa yang akan datang.
Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat bagi para pembaca semua terutama dalam hal pengelolaan keuangan untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang.
Referensi
- https://rumaysho.com/33354-khutbah-jumat-cerdas-dalam-memanfaatkan-harta.html
- https://www.ncrsport.com/berita/2022/03/03/salah-satu-pabrik-produksi-nike-ada-di-indonesia/
- https://iqra.republika.co.id/berita/pvwi2m313/kisah-nabi-yusuf-as-ekonom-dan-takwil-mimpi
- https://youtu.be/1bfrK7M3O0E
1 thought on “Mengendalikan Uang, Menciptakan Masa Depan: 5 Strategi Menabung yang Wajib Dicoba!”