Mengontrol Makanan untuk Meraih Kesehatan
Published Date: 25 January 2023
Suatu hari, karena rasa penasaran, saya berkunjung ke sebuah tempat makan all-you-can-eat. Konsep rumah makan yang mengizinkan kita untuk makan sepuasnya tanpa batas. Biasanya konsep tempat makan seperti ini memiliki harga relatif mahal. Maka dengan prinsip tidak mau rugi, maka saya makan sebanyak-banyaknya semampu saya. Bahkan itu sudah saya niatkan sejak dari rumah. Sesampainya di sana, saya memilih menu makanan paling mahal, yakni daging sapi impor yang bisa dipanggang. Kemudian meminta pramusaji untuk menambah lagi dagingnya, saya bakar lagi, lalu saya makan lagi. Hingga tak tehitung berapa potong daging yang masuk ke dalam tubuh ini dan dengan jumlah yang sudah sangat melebihi porsi makan saya sehari-hari. Alhasil, ketika di rumah, saya malah mengantuk, perut sakit karena kekenyangan. Makan banyak dan enak tenyata tidak membuat nyaman dan hingga akhirnya tidak produktif, berpindah tempat saja terasa berat
.
Di lain kesempatan saya menonton sebuah film dokumenter Super Size Me, tentang seseorang bernama Morgan Spurlock (32 tahun). Diceritakan selama 30 hari penuh dia mengkonsumsi makanan cepat saji. Pada akhirnya penonton diperlihatkan segala efek drastis dari perubahan gaya hidupnya ini dari segi kesehatan fisik dan psikologisnya. Bagaimana tidak, dalam 30 hari Spurlock mengkonsumsi fast food sebanyak tiga kali sehari hingga mencapai rata-rata 5000 kalori/ hari. Padahal jumlah yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan hanyalah sekitar 2500 kalori pehari untuk laki-laki. Akhirnya, tubuh Spurlock mengalami peningkatan berat badan sebanyak 11 Kg, dan tingkat kolesterol tubuhnya menjadi 230 mg/ dL (sudah sengat melebihi batas normal). Selain itu, Spurlock jug mengalami mood swings, serta akumulasi lemak berlebih di hati. Makanan yang tidak sehat, akan membuat tubuh kita sakit, dan tidak produktif juga
.
Dari pengalaman pribadi dan pengalaman orang lain tersebut, saya kemudian memutuskan bertaubat untuk tidak makan dengan porsi yang banyak. Sedikit saja asal cukup dan membuat diri mudah melakukan banyak hal terasa jauh lebih baik. Untuk beribadah, mengejar mimpi, dan melakukan projek-projek kebaikan lainnya. Dan saya juga bertaubat untuk tidak memilih makan yang kurang sehat, walaupun sangat enak sepeti produk restoran – restoran cepat saji.
Kualitas hidup, kesehatan, dan produktivitas kita, sangat bergantung dengan apa yang kita makan. Dengan mengontrol makanan kita, maka hal tersebut merupakan langkah penting dalam mengontrol hidup kita. Ketika makanan yang masuk dalam tubuh kita tidak diatur, setelah beberapa tahun berlalu jangan heran jika tubuh mengalami obesitas, kelelahan otot, dan tidur berlebihan. Hingga akhirnya, usia kita berlalu dengan tidak termanfaatkan secara penuh.
Untuk menghindari efek buruk dari makanan kita, sebenarnya islam sudah menerapkan beberapa prinsip. Dikutip dari tulisannya Dr. Safi Shareef di Productivemuslim.com, ada 3 tips yang beliau paparkan. Apa sajakah itu?
Pertama: You are WHEN you eat, so stop grazing.
Hindari makan terus-menerus. Pernah lihat sapi, kan? Sapi ini memiliki kebiasaan makan yang tanpa batas. Setelah selesai makan, dia akan makan lagi, pindah dari satu padang rumput ke padang rumput lainnya untuk makan lagi. Begitu terus tak pernah berhenti. Mereka memiliki perut yang berlapis-lapis sehingga tidak bisa kenyang. Allah menyebutkan kebiasaan makan yang seperti sapi ini di dalam Al-Qur’an, (yang artinya): “Sungguh, Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman dan melakukan kebajikan ke surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang yang kafir menikmati kesenangan (dunia), dan mereka makan seperti hewan makan; dan (kelak) nerakalah tempat tinggal bagi mereka.” (QS. Muhammad: 12)
Adakah yang sudah makan pagi lalu dilanjutkan dengan makan cemilan sampai siang, lalu makan siang, makan cemilan lagi sampai waktu makan malam. Kemudian, sambil istirahat sejenak, lagi-lagi ditemani cemilan. Tanpa sadar, tubuh kita terus menerus menerima makanan tanpa jeda. Yang perlu diingat bahwa, kapasitas lambung kita ini terbatas, perut kita hanya punya satu kantung. Jadi, biarkan ia istirahat sejenak dengan mengatur jadwal makan kita tentunya. Biarkan tubuh mencerna dengan baik, biarkan tubuh menyelesaikan pekerjaannya, setelah itu baru ditambah lagi makanan.
Agar kita tidak termasuk golongan orang-orang yang makan seperti hewan makan, sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas, Allah mewajibkan kita untuk puasa selama bulan Ramadan. Selain itu, ada juga puasa sunah Senin – Kamis, puasa 3 hari selama pertengahan bulan, puasa Daud dan puasa-puasa sunah lainnya. Hal ini membantu kita untuk mengistirahatkan tubuh sejenak. Ibarat mesin, jika digunakan terus menerus maka akan cepat rusak. Maka dengan berpuasa semoga tubuh kita bisa menjadi lebih sehat.
Kedua: You are WHAT you eat, so eat the right things.
Makan-makanan yang Halal dan Baik (tayyib). Kalau kita masuk ke sebuah restoran, seberapa seringkah kita mengecek kehalalannya? Kalau kita masuk ke supermarket, seberapa seringkah kita mengecek label halal di setiap kemasan produk makanan yang kita beli?
Perhatikan firmah Allah berikut (yang artinya): “Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.” (Q.S Al-Baqarah : 168)
Dalam ayat tersebut, Allah meminta kita memilih makanan dan baik, yaitu makanan yang berasal dari sumber yang halal diolah melalui proses yang baik, hingga terbetuklah makanan yang baik (tayyib). Makanan yang terjaga kehalalannya lagi baik, insyaallah akan yang baik, memberikan kita energi yang bertambah-tambah yang bisa digunakan oleh tubuh kita untuk melakukan apa-apa yang menjadi tanggung jawab kita di dunia dan untuk bekal akhirat kita.
Ketiga: You are HOW you eat, so avoid ‘israaf’ (excesiveness).
Hindari makan berlebihan. Allah berfirman (yang artinya): “Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebihan-lebihan.” (Q.S Al-A’raf: 31)
Allah sudah memperingatkan kita untuk tidak makan dan minum dengan berlebihan. Bagaimana caranya agar kita bisa menghindari hal tersebut? Makanlah dengan perlahan-lahan dan sadarilah apa yang kita makan, maksudnya adalah dengan dinikmati karena tubuh kita membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk menyadari keadaan lambung kita yang ternyata sudah penuh dengan makanan. Hal ini memberikan bagi tubuh untuk menerima dan mendengar sinyal dari otak kapan lambung kita telah penuh. Dalam sebuah hadis dijelaskan (yang artinya),“Cukuplah bagi seorang manusia untuk makan beberapa suap untuk mempertahankan tulang punggungnya dengan benar. Tetapi jika dia harus (mengisinya) maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air, dan sepertiga untuk udara.” (HR. Ibnu Majah)
Dalam hadis di atas, kita dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menyeimbangkan ruang dalam lambung kita untuk 3 hal tersebut: makanan, minuman dan udara. Makan berlebih membuat tubuh kita lemah dan lemas. Bagaimana jadinya ketika ini terjadi saat tugas-tugas kita banyak yang menunggu untuk diselesaikan?
“Makanan adalah berkah dan kenikmatan. Tujuan dari makanan adalah untuk menjaga punggung kita tetap lurus, untuk meningkatkan produktivitas kita. Kita harus belajar mengatur porsi kita dengan mengontrol kapan kita makan, apa yang kita makan, dan bagaimana kita makan.” – Dr. Safi Shareef
Demikian 3 tips yang disampaikan oleh Dr. Safi Shareef. Dengan mengatur makanan kita, kita bisa dengan lebih mudah mengatur tubuh dan pikiran kita. Carilah makanan yang halal dan tayyib, makan dan minumlah secukupnya. Dan jangan lupa, rutinkan ibadah puasa, ya!