Resensi Buku: Memahami Sains Modern

“Muslim yang pandangannya lebih sejalan dengan pendekatan sains modern melihat tak ada pertentangan antara kepercayaan bahwa Tuhan memelihara dunia melalui hukum-hukum yang ditetapkan di alam, dan bahwa penyebab alami adalah penyebab yang secara tak langsung diizinkan Tuhan” (halaman 59). Di antara hukum sains paling penting dan biasanya diketahui orang yaitu hukum gravitasi universal Newton, hukum gerak Newton, dan tiga hukum termodinamika.”

“Sebenarnya, yang ditemukan atau dirumuskan saintis sebagai fakta alam atau hukum sains, hanyalah pendekatan bertahap dan progresif ke hukum alam sejati (hukum Tuhan) yang benar-benar mengatur alam.” (halaman 67).

Buku ini menyajikan sejarah singkat sains, menunjukkan perkembangannya sampai ke bentuk modern; menjelaskan sains modern yang sebenarnya dan bagaimana cara kerjanya, berikut kritik terhadapnya; merangkum seluruh sains (dasar) yang harus Anda ketahui dan apa yang belum diketahui; membahas pandangan Islam mengenai topik-topik yang dibahas serta kaitan Islam dan sains di masa depan kita, mulai dari teori ledakan besar dan evolusi sampai perubahan iklim dan rekayasa genetika, menunjukkan titik-titik gesekan dan bagaimana menyelesaikannya; menyuguhkan cara menghindari kesalahan/pernyataan keliru/hoaks dan perenungan tentang apa yang dibawakan sains kepada manusia dan mengapa sains harus peduli kepada agama.

Buku ini juga menjabarkan kaidah-kaidah dasar literasi sains (apa yang perlu masyarakat ketahui/pahami mengenai sains) -bukan hanya sekumpulan fakta tentang berapa umur bumi atau alam semesta, apa itu gen, dan sebagainya- walau mengetahui fakta itu penting. Di antara hal yang penting lainnya adalah memahami perbedaan antara fakta, hukum, teori, hipotesis, dan model sains; cara sains berfungsi, keterbatasan dan kekurangan sains, dan cara menilai informasi sains dari sumber yang semakin beragam.

Hal menarik lainnya adalah penyebutan banyak ilmuwan Muslim yang berpengaruh terhadap perkembangan dan kemajuan sains modern yang berasal dari seluruh dunia dari berbagai zaman diharapkan dapat memotivasi masyarakat muslim terutama anak-anak muda untuk belajar lebih giat dan berusaha memahami berbagai ilmu yang bermanfaat bagi kemaslahatan dirinya dan kaum muslimin, maupun manusia secara umum.

Pemberian wawasan teologi dan pandangan Islam terhadap sains tidak dipaksakan, melainkan disampaikan dengan sederhana, logis dan mudah dipahami.

Setiap bab dalam buku ini disajikan secara menarik dan segar yang membuat pembaca menjadi penasaran dengan keseluruhan isi buku. Pencantuman gambar dan diagram pada beberapa pembahasan membuat pembaca lebih mudah memahami materi yang disampaikan dan urutan waktu dari suatu peristiwa. Selain itu, pemberian wawasan teologi dan pandangan Islam terhadap sains tidak dipaksakan, melainkan disampaikan dengan sederhana, logis dan mudah dipahami, sehingga pembaca benar-benar masuk ke dalam isi buku dan dapat memahami keagungan Tuhan melalui berbagai fenomena dan fakta sains.

Tidak ada gading yang tak retak. Menurut saya, di antara hal yang perlu diperbaiki adalah tampilan buku yang terlalu sederhana, mulai dari sampul, kertas yang digunakan, serta tata letak tulisan yang membuat buku ini terkesan biasa saja dan tidak memiliki daya tarik yang kuat bagi pembaca untuk melirik dan membacanya. Di samping itu, berkaitan dengan isi buku, terdapat beberapa pembahasan mengenai tema sains tertentu yang kurang familiar di kalangan masyarakat yang perlu penjelasan lebih agar dapat dipahami dengan lebih baik.

Identitas Buku

Judul : Memahami Sains Modern: Bimbingan Untuk Kaum Muda Muslim

Penulis : Nidhal Guessoum

Penerbit : Qof Media Kreativa, Jakarta

Ukuran : 15 × 23 cm

Halaman : 204 halaman

Cetakan : Februari 2020

Abdul Fattah
[Alumni Fakultas MIPA Universitas Gajah Mada, Jurusan Kimia. Dipercaya untuk mengajar Kimia sekaligus diamanahi Ketua Rumpun Jurusan IPA. Pernah mengelola Mahad Ilmi di Yogyakarta semasa kuliah, dan aktif dalam kegiatan di Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari Yogyakarta, selain itu juga supervisor Bahasa Arab di Mahad Umar bin Khattab Yogyakarta pada waktu bersamaan.]