Tingkat Penyakit Gigi Tinggi, Menkes Ingin Kesehatan Masuk Kurikulum Sekolah
Published Date: 16 June 2025
UFUKMEDIA.CO, Bekasi – Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin ingin kurikum kesehatan diajarkan di sekolah mulai dari PAUD sampai SMA. Ia menyampaikan hal ini saat memberi sambutan dalam pelantikan Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) pada Sabtu (14/6) di Jakarta.
Menkes mendorong pengajaran kesehatan di sekolah lantaran melihat tingginya angka masalah gigi dan mulut di Indonesia.
“Saya kaget ketika melihat datanya. Ternyata masalah kesehatan gigi itu yang paling tinggi di masyarakat, bahkan melebihi hipertensi. Sekitar 50 persen masyarakat usia 0-60 tahun mengalami gigi berlubang, 37 persen kehilangan gigi, dan 12,4 persen mengalami masalah gusi,” ujar Menkes sebagaimana dikutip Detik.com.
Ia menekankan pentingnya langkah promotif dan preventif untuk edukasi kesehatan.
Selain itu, Menkes meminta Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) menyusun standar layanan kesehatan gigi di puskesmas. Sebagai upaya pemerataan layanan, Kemenkes juga telah mengusulkan tunjangan khusus untuk dokter spesialis di daerah terpencil dan insetif serupa bagi dokter gigi di daerah minim layanan.
“Saya bekerja berbasis ranking. Kalau data menunjukkan masalah gigi paling tinggi, maka intervensinya harus kita prioritaskan. Jangan sampai kesehatan gigi terus diabaikan,” sambungnya.
Kurikulum Kesehatan di Sekolah
Di sejumlah negara seperti Singapura dan Australia, materi soal kesehatan mendapat tempat khusus dalam kurikulum sekolah. Singapura mempunyai program Holistic Health Framework (HHF) yang bertujuan untuk mengembangkan cara dan perilaku hidup sehat para siswa, sekaligus membangun motivasi para siswa agar tetap menjaga hidup sehat bahkan setelah mereka lulus sekolah. Australia juga menempatkan “Health and Physical Education” dalam kurikulum nasional mereka.
Adapun Indonesia memang belum memiliki kurikulum memadai terkait kesehatan di sekolah. Materi semacam itu memang ada di mata pelajaran Pendidikan, Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK), namun poin pelajaran dan implementasinya masih belum maksimal. Pelajaran PJOK biasanya lebih banyak berkisar di soal praktik olahraga, dengan muatan materi kesehatan yang sedikit sekali. Dengan adanya dorongan Menkes soal pentingnya pengajaran kesehatan—terutama kesehatan gigi—diharapkan pelajaran kesehatan dapat dioptimalkan lagi di sekolah-sekolah.