Yakin Mau Minum Teh Setelah Makan?

“Mau pesan apa, Mas?”

“Saya ayam bakar.”

“Saya ikan asam manis.”

“Saya bihun goreng seafood.”

“Baik. Saya catat, ya Kalo minumnya?”

“Thai Tea, satu. Es Teh Manis sama Es Lemon Tea-nya satu.”

Ilustrasi di atas mungkin pernah kita alami selagi kita makan bareng dengan teman sepermainan atau rekan kerja. Makanan yang dipesan boleh beragam, tetapi minuman yang di-order terbuat dari bahan dasar yang sama: teh. Entah es teh manis, teh Tawar, thai tea, es teh lemon, ataupun berbagai varian teh lainnya. Minuman-minuman ini kelihatan seperti beraneka ragam, padahal sama-sama mengandung teh.

Saking umumnya teh sebagai minuman, sampai-sampai kita mendengar selorohan slogan yang berbunyi, “apa pun makanannya, minumnya teh aja”. Teh seolah sudah menyatu dengan kita sebagai budaya minum yang tak bisa dipisahkan dari aktivitas kita saat makan. Bahkan, agaknya teh sudah merasuk ke alam bawah sadar kita, sampai-sampai acara makan kerap kali tidak afdal rasanya tanpa kehadiran teh sebagai minuman.

Pertanyaannya, apakah menjadikan teh sebagai menu minuman di momen apa pun adalah sesuatu yang pas? Bagaimana teh dalam sudut pandang kesehatan? Nah, di tulisan inilah saya sedikit mengulik soal teh, agar ketika kita meminumnya, kita bisa mengetahui dengan lebih baik kapan dan seberapa banyak sih porsi minum teh yang sesuai. Semata-mata supaya saat kita mengonsumsi teh tak lagi sebagai kebiasaan yang dilakukan secara tak sadar, melainkan kita mengonsuminya dibarengi dengan pengetahuan soal teh.

Teh Menghambat Penyerapan Zat Besi

Perlu diketahui bahwa teh mengandung senyawa yang bernama tanin. Tanin merupakan senyawa yang berfungsi memberikan warna cokelat atau merah gelap dan rasa pahit pada teh. Tanin memiliki berbagai manfaat, yakni memiliki sifat antioksidan, antikanker, dan antiradang. Namun, senyawa ini juga memilki beberapa efek negatif, di antaranya: mengganggu penyerapan zat besi, menyebabkan anemia bagi penderita defisiensi zat besi, dan juga menyebabkan mual jika diminum saat perut kosong. (Alodokter.com)

Dari sejumlah efek negatif teh di atas, penghambat penyerapan zat besi menjadi hal utama. Padahal zat besi (yang biasanya terkandung dalam sayuran hijau, daging merah, seafood, tahun, ikan air tawar, dan sebagainya) sangat bermanfaat bagi tubuh kita. Dikutip dari alodokter.com, zat besi berfungsi membantu mengatasi anemia, menjaga kinerja fungsi otot, meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga kesehatan fungsi otak, mengurangi gejala sindrom kaki gelisah (Willis-Ekbom), mencegah risiko kelahiran prematur, dan mengoptimalkan perkembangan kognitif anak.

Kandungan tanin pada teh ini bahkan tidak hilang meskipun telah dicampur dengan es dan gula seperti pada minuman Es Teh Manis. Hal tersebut karena tanin merupakan senyawa unik yang bisa larut dengan mudah bersama senyawa-senyawa lainnya (healthline.com). Bayangkan, kita sudah makan enak, makan makanan yang bergizimungkin juga mahal yak– tapi malah tidak terserap optimal. Rugi, kan?

Waktu yang Disarankan untuk Mengonsumsi Teh

Hal yang perlu diperhatikan dalam mengonsumsi teh adalah waktu mengonsumsinya. Seperti yang telah disebutkan di atas, sebaiknya tidak mengonsumsi teh saat perut kosong. Sementara itu, jika ingin meminum teh setelah makan, Anindya et al (2024) dan Yenita, et al (2018) menyarankan untuk memberi jeda minimal 1 jam setelah selesai makan. Jadi, hindari minum teh di sela-sela makan atau pada waktu yang terlalu dekat seusai makan.

Selain pemberian jeda, efek negatif tanin bisa dikurangi dengan mengonsumsi suplemen Vitamin C dan mengonsumsi makanan kaya akan vitamin C seperti jeruk, lemon atau paprika. Kandungan vitamin C tersebut meningkatkan penyerapan zat besi oleh tubuh (verwellhealth.com).

Minum teh memang seperti telah menjadi budaya di masyarakat kita. Meski demikian, kita perlu mempertimbangkan dampak negatif yang ditimbulkan. Namun, bukan berarti kita secara serta merta menghapus teh dari menu harian, karena ia juga mempunyai manfaat. Yang perlu kita lakukan adalah bijak dalam memilih waktu untuk mengonsumsinya agar kita bisa mendapatkan manfaatnya dengan optimal.

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *