Serial Hadis Adab #1: Berbakti kepada Orang Tua, Walau Mereka Tak Sempurna
Published Date: 1 August 2025
Sebagai seorang Muslim, keridaan Allah SWT adalah tujuan utama hidup kita. Salah satu jalan meraih keridaan tersebut adalah dengan berbakti kepada kedua orang tua. Namun di zaman ini, banyak anak merasa berat menjalankan perintah ini karena pengalaman masa kecil yang menyakitkan baik karena pola asuh yang buruk, ketidakhadiran orang tua, atau bentuk kelalaian lainnya.
Akan tetapi, luka masa lalu tidak seharusnya menjadi penghalang bagi kita untuk tetap berbuat baik kepada orang tua. Perintah Allah dan Rasul-Nya tetap berlaku sebagai bentuk ketaatan, terlepas bagaimana perlakuan orang tua terhadap kita.
Perhatikan hadis Nabi ﷺ berikut ini:
Dari Abu Amr Asy-Syaibani, dia berkata:
“Pemilik rumah ini (sambil memberikan isyarat dengan tangannya ke rumah Abdullah) meriwayatkan kepadaku, dia berkata:
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ؟ قَالَ: الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا، قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ، قَالَ: قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، قَالَ: فَحَدَّثَنِي بِهِنَّ وَلَوِ اسْتَرْدَدْتُهُ لَزَادَنِي.
“Aku bertanya kepada Rasulullah ﷺ, ‘Amalan apakah yang paling dicintai Allah?’ Beliau menjawab, ‘Salat tepat pada waktunya.’ Aku bertanya lagi, ‘Lalu apa?’ Beliau menjawab, ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Aku bertanya lagi, ‘Lalu apa?’ Beliau menjawab, ‘Berjihad di jalan Allah.’ Abdullah berkata, ‘Rasulullah menyampaikan itu kepadaku. Sekiranya aku meminta tambahan, niscaya beliau akan menambahkannya.'” (HR. Bukhari dan Muslim. Diriwayatkan juga dalam Al-Irwā’, no. 1197)
Hadis ini secara jelas menyebutkan bahwa berbuat baik kepada orang tua termasuk amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT, bahkan disebutkan setelah perintah salat. Ini menunjukkan besarnya urgensi berbakti kepada orang tua. Maka, sudah sepantasnya kita sebagai hamba-Nya menjalankan perintah ini dengan penuh perhatian.
Pola asuh yang buruk, sikap lalai, atau bahkan pengabaian dari orang tua adalah tanggung jawab mereka di hadapan Allah SWT. Mereka akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang mereka lakukan terhadap anak-anaknya. Adapun kita sebagai anak, kewajiban kita adalah berbakti kepada mereka karena itu adalah perintah dari Allah SWT, dan menjadi wasilah kita meraih keridaan-Nya.
Konsep berbakti kepada orang tua bukan sekadar memberi materi seperti uang, rumah, motor, atau mobil. Lebih dari itu, berbakti mencakup aspek sikap dan akhlak, antara lain:
- Bertutur kata yang lembut dan sopan, bahkan dalam kondisi berbeda pendapat atau berselisih paham;
- Mendahulukan kepentingan mereka selama tidak bertentangan dengan syariat. Jika bertentangan dengan syariat, beri penjelasan kepada mereka secara santun;
- Mendoakan mereka dalam kebaikan dan hidayah, baik saat mereka masih hidup maupun setelah wafat (bagi yang Muslim);
- Menjaga kehormatan dan aib mereka, tidak mengumbarnya kepada orang lain, baik ketika masih hidup maupun telah tiada.
Empat hal ini merupakan indikator utama dalam berbakti kepada orang tua. Seringkali kita merasa sudah cukup menjadi anak yang berbakti hanya karena memberi harta, padahal dalam waktu yang sama kita bersikap kasar, membentak, atau membuka aib orang tua. Maka ini bukanlah makna birrul walidain yang diajarkan oleh Nabi ﷺ.
Wahai sahabat-sahabat sekalian, seburuk dan selalai apa pun orang tua kita di masa lalu atau bahkan hingga saat ini, tetaplah berbuat baik kepada mereka. Karena hal itu adalah jembatan menuju keridaan Allah SWT. Insyaallah, setiap bentuk bakti kita dinilai pahala, dan setiap kesabaran yang kita tahan juga dinilai pahala. Jangan biarkan kemarahan terhadap masa lalu menjauhkan kita dari rida Allah.
Di hadis lain Rasulullah ﷺ bersabda:
رِضَا اللَّهِ فِي رِضَا الْوَالِدِ، وَسَخَطُ اللَّهِ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ
“Rida Allah tergantung pada rida orang tua, dan murka Allah tergantung pada murka orang tua.”
(HR. At-Tirmidzi, no. 1899. Hasan)
Semoga Allah menjadikan kita anak-anak yang berbakti dan diridai-Nya, serta menjadikan orang tua kita termasuk hamba-hamba-Nya yang mendapatkan ampunan dan kasih sayang di dunia dan akhirat.