Gaya Hidup Frugal Living: Perintah Allah untuk Hidup Secukupnya

Gaya hidup irit atau yang dikenal dengan istilah frugal living sedang ramai diperbincangkan masyarakat yang bermula dengan beberapa video nge-trend di media sosial. Frugal bukanlah pelit, melainkan hemat. Tetapi tak sedikit juga yang menyamakan gaya hidup frugal dengan pelit, padahal berbeda loh antara gaya hidup hemat dengan gaya hidup pelit!

Frugal living lebih kepada gaya hidup cermat terhadap Financial Independent Retire Early (Mandiri Finansial untuk Pensiun Dini). Jadi, konsep gaya hidup hemat berbeda dengan minimalis. Banyak orang berpikir bahwa hidup hemat sama dengan gaya hidup pelit. Hal ini terjadi karena konsep hidup yang diterapkan juga sama, yakni menyisihkan uang dan menghindari membeli barang yang tidak berguna. Frugal living adalah konsep hidup yang fokus pada prioritas keuangan dan mampu mengatur pengeluaran (Kusumawardhany, 2023).

Gaya hidup frugal living ini sangat cocok diterapkan oleh anak muda zaman sekarang seperti Generasi Milenial dan Generazi Z. Di mana kehidupan generasi tersebut terkenal dengan gaya hidup yang konsumtif, seperti berbelanja fashion yang mana trend fashion zaman sekarang cepat sekali berkembangnya, atau menghabiskan ratusan ribu hingga jutaan hanya untuk nongkrong dengan teman-teman.

Gaya hidup frugal living merupakan salah satu economic life style yang menjadi tren masa kini dalam mengutamakan hal-hal yang memang benar diprioritaskan dengan harapan dapat mempercepat tercapainya impian keuangan. Seseorang yang ingin menerapkan gaya hidup frugal harus paham apa tujuan keuangan mereka dan bagaimana mencapai tujuan tersebut. Jadi dalam menjalani gaya hidup ini harus ada visi dan misi hidup, seperti misalnya untuk pensiun dini misalnya.

Menurut Michaelis et al. (2020) frugal living dapat didefenisikan sebagai sifat seorang konsumen yang memicu preferensi untuk melestarikan sumber daya dan menerapkan rasionalitas ekonomi dalam ketercapaiannya, untuk menilai biaya peluang barang dan produk yang akan dibeli. Frugal living dapat dipahami sebagai suatu sikap yang sejalan dengan kesederhanaan, sukarela, dan tidak berlebihan dalam mengonsumsi suatu hal, serta bertolak belakang dengan sikap materialisme.

Perilaku frugal living sebagai salah satu bentuk kesadaran seseorang dalam mengatur pengeluaran mereka dan lebih fokus pada beberapa prioritas keuangan. Gaya hidup ini benar-benar sangat mendorong seseorang untuk menghindari apa yang tidak dibutuh kan, sehingga mempunyai banyak waktu untuk menabung. Selain itu, dalam tindakan ekonomi, gaya hidup ini juga sejalan dengan gaya hidup yang tidak bermewah-mewah (luxurious living), yang bermakna bahwa tindakan ekonomi diperuntukkan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan hidup (needs) bukan untuk pemuasan keinginan (wants).

Secara sederhana, gaya hidup frugal living ini dapat dimaknai dengan melakukan penghematan dan mengontrol budget pengeluaran dana yang dimiliki secara sadar (mindful), dengan melakukan pertimbangan dan analisis yang baik, disertai dengan strategi pencapaian tujuan keuangan masa depan yang jelas. Pembahasan mengenai gaya hidup yang mencuat belakangan ini semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Bukan hanya menjadi pembahasan yang menghubungkan gaya hidup dengan tujuan pribadi yang jangka panjang, namun juga mengenai keberlangsungan hidup seluruh manusia pada masa yang akan datang. Artinya, dengan menerapkan gaya hidup frugal living, bukan artinya seseorang merelakan dirinya dalam keadaan melarat dan menyedihkan, melainkan membuat pilihan yang diperlukan untuk hidup yang sesuai dengan keadaan sesungguhnya, menjaga diri dari belenggu hutang, dan menjadi lebih ekonomis.

Lalu seperti apa sih frugal living itu? Misalnya, dari yang tadinya kita lebih suka membeli makanan cepat saji di restoran, kita ganti dengan memasak sendiri atau seperti menghemat energi dan air di rumah untuk mengurangi tagihan bulanan, dan tidak membeli barang yang belum kita butuh kan. Dengan kata lain, baru akan membeli ketika kita benar-benar membutuhkannya. Jika dalam satu bulan saja kita menerapkan pola hidup ini, tentu akan lebih banyak uang yang akan tersisihkan.

Pandangan Islam Terkait Frugal Living

Menurut Yusuf Qardhawi, konsumsi merupakan suatu kegiatan yang memanfaatkan dan menikmati setiap hasil produksi halal dengan batas kewajaran untuk menciptakan keamanan dan kesejahteraan. Makna konsumsi dalam hal ini bukan hanya perkara makan dan minum saja, melainkan mencakup segala kegiatan yang memakai dan memanfaatkan barang serta jasa untuk memenuhi kebutuhan. Dalam hal mengonsumsi, seseorang yang menerapkan gaya hidup frugal living akan mengatur pola konsumsinya dengan sebaik mungkin agar tidak menyentuh ambang batas. Dr. Yusuf Qardhawi menuliskan 3 unsur atau konsep konsumsi dalam kitab Daurul Qiyam wal Akhlaq fil Iqtishadil Islami, yaitu:

1. Menafkahkan Harta dalam Kebaikan dan Menjauhi Sifat Kikir

Menafkahkan harta dalam kebaikan dan menjauhi sifat kikir ada beberapa hal di antaranya yaitu menggunakan harta secukupnya, membelanjakan harta dan sasaran membelanjakan harta. Perintah membelanjakan harta bukan sekedar anjuran saja tetapi kombinasi antara iman dan infak, dari ayat Al-Qur’an kita menemukan bahwa infak berupa sebagian dari rezeki Allah. Sebagaimana yang terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 261, yang artinya, Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”

2. Memerangi Tindakan Mubazir

Pemborosan dan kemewahan akan menenggelamkan seseorang dalam kesibukan memenuhi nafsu sehingga sering kali melupakan etika dalam berkonsumsi dalam Islam. Di dalam kemewahan terdapat unsur boros, namun seseorang yang juga hidup boros belum tentu selalu mewah. Menurut Yusuf Qaradhawi dalam memerangi tindakan mubazir ada beberapa hal di antaranya adalah menjauhi hutang, menjaga harta yang pokok dan menjauhi menghambur-hamburkan harta.

3. Sikap Sederhana Hidup

Sederhana merupakan tradisi Islam yang mulia, baik dalam mengonsumsi makanan, minuman, pakaian, dan kediaman ataupun dalam segi apa pun. Setiap muslim disarankan untuk menyeimbangkan pendapat dengan pengeluaran dan uang pendapatan dengan uang belanja supaya tidak terpaksa.

Al-Qur’an sebagai Kalamullah, juga menjelaskan mengenai tatanan frugal living dalam kehidupan. Sebagaimana pada surat Al-Isra ayat 26-27,

وَاٰتِ ذَا الۡقُرۡبٰى حَقَّهٗ وَالۡمِسۡكِيۡنَ وَابۡنَ السَّبِيۡلِ وَلَا تُبَذِّرۡ تَبۡذِيۡرًا‏ ٢٦

اِنَّ الۡمُبَذِّرِيۡنَ كَانُوۡۤا اِخۡوَانَ الشَّيٰطِيۡنِ ؕ وَكَانَ الشَّيۡطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوۡرًا‏ ٢٧

Artinya:“Berikanlah kepada kerabat dekat haknya (juga kepada orang miskin), dan orang yang dalam perjalanan. Janganlah kamu menghamburhamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara setan, dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.”

Ayat tersebut menjelaskan bahwa setelah memerintahkan umat Islam untuk berinfak, Allah pun melarang berlebih-lebihan dalam berinfak, serta menyuruh untuk melakukannya secara seimbang. Adapun tabdzir, ialah merupakan infak yang tidak pada tempatnya. Apabila seseorang menginfakkan hartanya secara keseluruhan menurut haknya, maka tidak dikatakan sebagai pemboros. Namun apabila seseorang berinfak tidak sesuai dengan haknya, maka dikatakan sebagai pemboros (Muhammad, 2009).

Begitu pula pada surat Al-A’raf ayat 31,

يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ

Artinya :”Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan”

Ayat tersebut memiliki makna bahwa diperbolehkan untuk makan dan berpakaian sesukanya, asalkan terhindar dari 2 sifat, yaitu sombong dan berlebih-lebihan.

Manfaat Menerapkan Pola Hidup Frugal Living

Allah dan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam sangat mengapresiasi umat Islam yang memilih hidup untuk tidak berlebih-lebihan, yang mana gaya hidup seperti ini sangat dikenal di era modern dengan sebutan frugal living. Berikut beberapa manfaat yang berkaitan dengan frugal living jika seseorang menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya sebagai berikut:

  • Memperoleh anugerah dari Allah Subahanahu Wa Ta’ala. Ketika seseorang memutuskan hidup hemat, tidak berlebih-lebihan, dan secukupnya dalam rangka menghindari hal-hal negatif seperti hutang dan pemuasan hawa nafsu semata, maka hal ini akan mengubah hidup seseorang dan membawa nuansa positif dalam hidupnya.
  • Maksimal dalam beramal, artinya jika seseorang memiliki kecukupan harta, maka dia akan mudah untuk membagikan sebagian hartanya kepada saudaranya karena memiliki lebih banyak uang tabungan untuk mendukung kegiatan amal sosial.
  • Mengikuti Sunnah Nabi dan para Sahabat, sebab mereka tidak berlebihan dalam menikmati setiap kemewahan yang diterima. Bahkan, dengan harta yang ada tersebut dimaksimalkan untuk mendukung kehidupan akhirat. Nabi dan para sahabat terdahulu tidak berlebih-lebihan dalam menyikapi harta yang berlimpah. Kesederhanaan tampak jelas pada mereka, walau harta mereka berlimpah begitu banyak.
  • Terbebas dari hutang karena Islam tidak mengajarkan umatnya untuk berhutang. Maka dari itu, salah satu cara untuk menghindari kebiasaan berhutang adalah dengan menghindari hal-hal yang memuaskan hawa nafsu. Maka dari itu, dalam penjelasan sebelumnya, disebutkan dalam Al-Quran bahwa seseorang dilarang untuk berbuat berlebih-lebihan dan boros. Untuk mencegah dua hal ini, maka dianjurkan untuk mengatur pengelolaan keuangan dan menurunkan pola konsumtif dengan sebaik mungkin.
  • Memiliki dana darurat merupakan penyangga yang baik ketika seseorang menemukan sesuatu yang tidak terduga, seperti hadirnya masalah kesehatan, kehilangan pekerjaan, perjalanan yang dilakukan tidak sesuai rencana. Dengan memiliki dana darurat, seseorang akan cenderung untuk tidak berhutang atau meminta-minta kepada orang.
  • Mengurangi stres, artinya seseorang menjalani hidupnya jauh lebih sederhana dan tidak terus-terusan membandingkan diri dengan orang untuk terlihat mewah.

Demikianlah Islam memberi petunjuk bagi umatnya. Dimana gaya hidup yang kita anggap ada pada manusia modern, nyatanya telah diajarkan sejak ratusan tahun yang lalu, melalui petunjuk dari Allah dan Rasul-Nya. Bahkan dengan cara yang lebih baik lagi, sebab dapat membawa kebaikan pada diri kita baik di dunia dan akhirat. Semoga bermanfaat.

Referensi

  • Kusumawardhany, P. A. (2023). Frugal Lifestyle Trend Among Generation Z. Atlantis Press International BV. https://doi.org/10.2991/978-94-6463-008-4_43
  • Michaelis, T. L., Carr, J. C., Scheaf, D. J., & Pollack, J. M. (2020). The frugal entrepreneur: A self-regulatory perspective of resourceful entrepreneurial behavior. Journal of Business Venturing, 35(4), 105969. https://doi.org/10.1016/j.jbusvent.2019.105969
  • Muhammad, A. Bin. (2009). Tafsir Ibnu Katsir. Pustaka Imam Syafi’i.
  • https://quran.com/id/perjalanan-malam/

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *