Perang Dunia dan Serangan Bom Atom Pertama oleh Amerika Serikat!

Belakangan ini sedang ramai dibahas film tentang seorang tokoh yang berperan penting dalam pembuatan senjata pemusnah massal. Senjata pemusnah massal yang dimaksud adalah bom atom yang terjadi karena adanya reaksi nuklir dan mempunyai daya ledak yang sangat besar. 

Membahas mengenai senjata pemusnah massal, tentu berkaitan dengan kondisi dunia pada masa itu. Pada rentan tahun 1939 – 1945, terjadi gejolak global. Membaca di buku-buku sejarah, alasan utama terjadinya gejolak global di dunia adalah ekspansi Jerman ke Polandia dan menyeret negara-negara lain ikut terlibat. Periode ini yang disebut sebagai periode perang dunia 2.

Penyelesaian akhir dari perang dunia 2 yang melibatkan senjata pemusnah massal (baca: bom atom) menyisakan banyak kesedihan, baik dari kelompok korban perang maupun dari sosok tokoh pencipta bom atom sendiri.  Dengan banyaknya kesedihan dan kisah kelam korban bom atom diakhir perang dunia ke-2, sebenarnya penggunaan senjata pemusnah massal dalam mengakhiri perang menciptakan kedamaian dunia atau malah sebaliknya? Nah, pada kesempatan kali ini mari kita sama-sama menilik sejarah panjang pembuatan bom atom. Selamat membaca!

Situasi Menjelang Perang Dunia 2

Berakhirnya Perang Dunia 1, menyisakan penyelesaian perang dengan berbagai perundingan serta perjanjian damai di bawah lembaga dunia. Tapi kondisi damai di dunia pasca perang tersebut hanya berlangsung beberapa tahun. Keadaan politik dunia periode 1930-an kembali memanas, berkaitan dengan gagasan revanche idea (semangat membalas) yang berasal dari negara-negara yang kalah dari Perang Dunia 1. Selain itu munculnya negara-negara fasis (Jerman, Italia, dan Jepang) menjadi salah satu alasan meletusnya perang. Oleh karena itu, banyak yang berpendapat bahwa Perang Dunia 2 merupakan kelanjutan dari Perang Dunia 1.

Kondisi di Eropa sendiri berkembang banyak paham (ideologi) yang saling bertentangan, yaitu paham komunis yang dipimpin oleh Rusia, paham fasis dipimpin oleh Jerman dan Italia, serta paham demokrasi dan liberalism yang dipimpin oleh Inggris, Prancis, dan Amerika. 

Pada awal September 1939, terjadi operasi militer yang disebut Operasi Putih yakni penyerbuan Pasukan Jerman ke Polandia. Penyerbuan tersebut dilakukan dari tiga arah, yaitu serbuan utama yang dilakukan dari wilayah Jerman di Selesia dan Moravia atau perbatasan Ceko menuju perbatasan Polandia sebelah barat. Sementara dua serbuan lainnya dilakukan melalui wilayah utara Prussia dan Slovakia. Polandia dikalahkan dengan mudah, setelah pada hari pertama penyerbuan, angkatan udara Jerman berhasil menghancurkan bandara dan pangkalan udara Polandia. Selang dua hari penyerbuan Jerman ke Polandia yaitu tanggal 3 September 1939, Inggris dan Prancis menuntut Jerman menarik pasukannya, tapi Jerman menolak sehingga membuat Inggris dan Prancis menyatakan perang kepada Jerman dan menandai dimulainya Perang Dunia 2 di Eropa.

Paham Antisemitisme Jerman

Antisemitisme adalah instrumen kebijakan berupa propaganda untuk mencapai kepentingan pihak-pihak tertentu. Termasuk strategi propaganda adalah pengalihan, pengakuan, dan ikut-ikutan.Pada perang dunia 1 hingga perang dunia 2, antisemitisme telah menjadi kebijakan resmi di beberapa negara seperi Polandia, Rumania, Lituania, Latvia, Estonia, kemudian Jerman. Banyak warga Jerman yang menyalahkan Yahudi atas kekalahan Jerman dalam perang dunia 1, ada juga yang bahkan menuduh Yahudi Jerman melakukan pengkhianatan.

Adolf Hitler pemimpin Nazi menganggap bahwa golongan Yahudi sebagai ancaman bagi masa depan Jerman. Hitler mendefinisikan bahwa Yahudi sebagai ras parasit yang menggerogoti ras inang dan melemahkannya. Warga Yahudi bertanggung jawab atas semua penderitaan masyarakat Jerman. Setelah Jerman menguasai Polandia, Yahudi dipaksa keluar dari rumahnya untuk pindah ke perkampungan Yahudi yang kumuh, semua hartanya diserahkan kepada tentara Nazi Jerman. Banyak orang meninggal di perkampungan Yahudi karena penyakit dan kurang gizi, perkampungan semakin padat sehingga warga Yahudi dipindahkan ke kamp-kamp konsentrasi di Eropa Timur. Perwujudan antisemitisme yang terjadi secara nyata adalah Holocaust.

Serangan Bom Atom Pertama

Pada masa itu kondisi dunia membuat banyak negara mengembangkan industri angkatan perang, sebagian besar anggaran belanja negara ditujukan untuk bidang industri agar dapat membangun industrinya yang terlah hancur pasca Perang Dunia 1. Tiap-tiap negara berusaha saling mengungguli satu sama lain dengan melengkapi persenjataan. Saling curiga antar satu negara dengan negara lain di Eropa membuat mereka mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan terjadinya serangan.

Berhembus berita bahwa Jerman dan Rusia tengah mengembangkan senjata yang ampuh untuk memenangkan perang tersebut, sehingga jika Jerman berhasil memenangkan perang maka kebijakan antisemitisme Jerman kepada Yahudi akan meluas bukan hanya di Jerman melainkan seluruh Eropa bahkan dunia.

Hal tersebut tentu saja tidak lepas dari perhatian seseorang yang bernama Julius Robert Oppenheimer, atau kini dikenal sebagai Bapak Bom Atom. Pria yang lahir di New York pada 22 April 1904 ini, adalah seorang fisikawan Amerika yang serius melakukan riset pengembangan senjata pada periode Perang Dunia 2. Oppenheimer meraih gelar sarjana dalam bidang kimia di Universitas Hardvard dan melanjutkan studi dalam bidang fisika di Universitas Gottingen. Banyak melakukan riset dibidang fisika hingga berkontribusi dalam bidang fisika dengan pemikirannya mengenai mekanika kuantum dan fisika nuklir.

Oppenheimer sendiri lahir dari keluarga imigran Yahudi Jerman, darah Yahudi di dalam dirinya menjadi salah satu pendorong untuk terlibat aktif dalam pengembangan senjata nuklir. 

Pada periode Perang Dunia 2 tepatnya tahun 1942, Oppenheimer direktur menggarap Proyek Manhattan dan diangkat sebagai kepala proyek Laboratorium Los Alamos di New Mexico. Pada bulan Juli 1945, Oppenheimer bersama tim berhasil melakukan uji coba bom atom. Bersamaan dengan keberhasilan membuat bom atom, ternyata Jerman mengalami kekalahan pada Perang Dunia 2.

Meski Jerman dianggap telah mengalami kekalahan, akan tetapi dunia belum sepenuhnya aman, setidaknya bagi Amerika Serikat dan sekutunya. Karena di wilayah Asia Pasifik, Jepang sebagai pencetus perang Asia Pasifik, secara agresif memutuskan untuk menyerang pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii. Tindakan Jepang dilakukan untuk memastikan bahwa Amerika Serikat tidak akan ikut camput terhadap aksi mereka dalam mengekspansi negara-negara di Asia Selatan, terutama teritori jajahan Inggris Raya, Belanda dan Amerika Serikat sendiri.

Jepang menguasai China, Korea, dan Indonesia untuk mendapatkan sumber daya dalam Perang Asia Pasifik. Jepang dengan ambisinya terus bergerak untuk memenangkan perang di Asia, hal ini membuat sekutu terutama Amerika Serikat yang pangkalan militernya dihancurkan oleh Jepang berusaha untuk menggalahkan Jepang agar menghentikan perang dan menciptakan kedamaian dunia.

Pada akhirnya untuk menghentikan Jepang, Amerika Serikat memutuskan untuk menggunakan bom atom yang dikembangkan Oppenheimer. Pada 6 Agustus 1945, negara yang jadi polisi dunia itu menjatuhkan bom atom di Hiroshima. Bom atom yang diberi nama Little Boy berhasil meluluhlantakan Hiroshima, banyak sekali korban berjatuhan namun hal itu belum menggoyahkan Jepang. Selang 3 tepatnya pada 9 Agustus 1945, Amerika kembali penjatuhkan bom atom yang diberi nama Fatman di Nagasaki dan membuat Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. 

Jatuhnya bom atom di dua kota di Jepang dianggap sebagai salah satu momen terpenting dalam mengakhiri Perang Dunia 2. Bom atom di kedua kota tersebut diharapkan jadi yang pertama dan terkahir dalam sejarah peradaban manusia. Masifnya kehacuran yang diakibatkan ledakan dari bom atom terhadap umat manusia membuat senjata ini kemudian dilarang di banyak negara di dunia.

Berita tentang pengeboman Hiroshima dan Nagasaki menggunakan bom atom buatannya ternyata membuat Oppenheimer merasa bersalah dengan banyaknya korban yang berjatuhan. Dia merasa tangannya berlumuran darah dan menyadari bahwa karyanya akan mengubah dunia secara radikal. Kekhawatiran atas karyanya sendiri membuatnya membangun Akademi Seni dan Sains Dunia. Dalam pidato dan tulisan-tulisannya, Oppenheimer memperingatkan tentang kesulitan mengontrol kekuasaan sains dunia ketika kebebasan sains bertukar gagasan dilemahkan oleh kepentingan politik.

 

Referensi

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *