Segalanya Berubah dan Anda Tidak Perlu Kaget

Ketika nama Gibran Rakabuming Raka—anak Joko Widodo alias Jokowi, Presiden Republik Indonesia yang sebentar lagi masa tugasnya selesai—ramai diperbincangkan belakangan ini, tiba-tiba sebuah video lama beredar di linimasa media sosial saya. Itu adalah video tahun 2014 ketika Jokowi baru resmi menjadi presiden. Di video itu Jokowi memperkenalkan anggota keluarganya. Salah satu yang diperkenalkannya adalah Gibran, sang sulung, yang waktu itu masih berusia 27 dan berambut mullet. Sebagian orang mungkin tidak akan menyangka pemuda berambut mullet yang dulu berjualan martabak itu kini dicalonkan sebagai wakil presiden.

Demikianlah segalanya berubah dan Anda tidak perlu kaget.

Ini bukan tulisan tentang politik. Paragraf pembuka di atas hanyalah sampel, hanya contoh kecil dari dinamika kehidupan seorang manusia yang bisa berubah dengan cepat, berbelok begitu tajam, dan melampaui bayangan banyak orang.

Dalam sejarah Islam, kita mengenal Umar bin al-Khaththab, salah satu sahabat besar Nabi Muhammad—shalllallahu ‘alaihi wa sallam—dan salah satu dari empat khulafaur-rasyidin. Beliau adalah Sahabat Nabi yang dikenal tegas, pemberani, dan rela melakukan apa saja untuk kemaslahatan Islam. Tapi semua itu—pengorbanannya, dedikasinya untuk Islam—terjadi pada masa tuanya. Di masa awal kehidupannya Umar bin al-Khaththab justru terkenal sebagai orang yang sangat memusuhi Nabi Muhammad dan dakwahnya. Sebagian orang yang mengenal Umar pada saat Umar begitu berapi-api menentang dakwah Nabi Muhammad mungkin tidak akan menyangka Sang Singa Padang Pasir berbalik jadi membela dan mencintai Nabi Muhammad beserta ajarannya.

Demikianlah segalanya berubah dan Anda tidak perlu kaget.

Ini bukan tulisan tentang politk dan ini juga bukan tulisan tentang tarikh Islam. Sosok Umar bin al-Khaththab dalam tulisan ini hanyalah secuplik potret dari karakter yang berganti peran dari antagonis menjadi protagonis dalam sejarah panjang peradaban manusia. Sosok Umar juga menjadi bukti bahwa orang bertabiat paling keras pun bisa dilembutkan hatinya, bahwa setiap orang bisa berpindah ke jalan yang baik, bahwa lawan bisa menjadi kawan, bahwa benci bisa menjadi cinta.

Pada usianya yang ke-37, Cristiano Ronaldo, pesepakbola peraih Ballon d’Or lima kali hijrah dari Inggris ke Arab Saudi, dari Manchester United—salah satu klub tersukses di Eropa—ke Al-Nassr, tim sepakbola yang keberadaannya tak banyak orang ketahui. Pada mulanya kabar Ronaldo ke Arab Saudi hanya menjadi rumor liar, bahkan tak sedikit orang yang menganggap itu sebagai bualan, mendekati kemustahilan. Sebab, walaupun Ronaldo tak sehebat dulu, ia masih cukup layak untuk berkiprah di Eropa. Namun, pada Januari 2023 Ronaldo betul-betul pindah ke Arab Saudi, mengenakan seragam biru-kuning Al-Nassr, dikelilingi oleh orang-orang berjubah dan bersurban serta aksara-aksara Arab di sekitarnya. Kelihatannya agak ganjil, tapi itulah yang terjadi. Barangkali Ronaldo sudah sadar masa kejayaannya telah berlalu. Dan yang ia inginkan tinggal bagaimana menikmati hidup dan sepakbola. Dari Madrid ke Turin ke Manchester ke Riyadh. Sebuah perjalanan karier yang tak biasa, sebuah putaran roda yang mengejutkan khalayak.

Demikianlah segalanya berubah dan Anda tidak perlu kaget.

Ini bukan tulisan tentang politik, tarikh Islam, ataupun sepakbola. Dari Ronaldo kita bisa belajar bahwa orang paling populer sejagat raya pun (Ronaldo adalah manusia dengan pengikut media sosial terbanyak di dunia!) bisa mengambil keputusan yang tidak populer. Ia bisa mengubah haluannya dengan perubahan yang tak terduga. Ia bisa menyadari posisinya sekarang dan memastikan tempat yang cocok untuk dirinya saat ini. Ia bukan lagi pesepakbola terbaik saat ini, tidak seperti tahun-tahun lampau ketika ia masih berseragam Real Madrid. Ia sadar ia tidak bisa terus-menerus berada di puncak dan berada di performa terbaiknya sebagai atlet. Bagaimanapun, ia hanyalah seorang manusia. Ia memilih untuk menempuh jalannya sendiri, tak mengacuhkan ocehan orang, dan menikmati sisa hidupnya. Fakta bahwa setelah kedatangan Ronaldo di Arab Saudi banyak pesepakbola kelas dunia yang berduyun-duyun ikut menempuh jalannya adalah hal yang cuma membuat cerita soal Ronaldo tampak lebih menarik.

Saat mengingat-ingat bagaimana diri saya pada tahun-tahun lampau, saya tidak pernah menduga bahwa saya akan menjadi seperti hari ini. Bayangan saya dahulu adalah saya akan menjadi seseorang yang lain, menempuh jalan hidup yang lain, mengalami hal-hal lain, yang jelas bukan seperti yang terjadi pada saya saat ini. Tapi bayang-bayang atau impian tak melulu menjadi kenyataan. Roda hidup berjalan dan kadang-kadang yang kita bisa lakukan hanya mengikutinya. Dijalani saja, lah, begitu kata orang-orang.

Kemudian saya mengingat orang-orang yang dulu berada di dekat saya, orang-orang yang dengannya saya berbagi cerita dan tawa. Kini sebagian besar orang itu tak ada di sekitar saya. Saya dan mereka menjalani hidup masing-masing, menempuh jalur yang sepenuhnya berbeda, dan meskipun kami tetap saling mengenal, kehidupan tidak pernah sama lagi, tidak akan pernah seperti dulu lagi. Tentu itu bukan jadi soal. Itu adalah sesuatu yang alamiah dan tak terhindarkan. Orang-orang berubah. Saya berubah. Anda berubah. Kita berubah. Dan kalau mengingat-ingat itu, mengingat-ingat soal perubahan, betapa manusia bisa berubah sedemikian cepat, saya hanya bisa menarik napas, lalu tersenyum ringan.

Ya, demikianlah segalanya berubah dan Anda—juga saya—tidak perlu kaget.

Ini bukan tulisan tentang politik, tarikh Islam, sepakbola, atau diri saya. Ini tentang bagaimana hal-hal di sekitar kita maupun hal-hal yang jauh dari kita berubah. Berbagai macam perubahan itu—yang sederhana maupun yang kelihatan mengejutkan—terjadi sejak lama dan akan kembali terjadi di masa depan. Kehidupan ini penuh kompleksitas yang bisa membuat batu paling teguh pun menjadi lapuk dan tergeser. Kehidupan ini penuh dengan kejutan-kejutan yang akan membuat kita bahagia maupun bersedih. Dan untuk itu, untuk semua perubahan itu, kita tidak perlu kaget. Kita hanya perlu menikmatinya sambil memikirkan siasat-siasat yang pas untuk menyesuaikan diri dengannya.

Author

1 thought on “Segalanya Berubah dan Anda Tidak Perlu Kaget

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *