Mempersiapkan Diri Menjadi Khatib Salat Jumat
Published Date: 31 March 2022
Sebagian dari kita mungkin masih merasa takut dan ragu jika ditunjuk sebagai khatib salat Jumat. Orang dewasa saja merasakan hal ini, apalagi sebagai seorang siswa di sekolah yang mungkin belum memiliki pengalaman ataupun terbiasa berbicara di depan umum. Ditambah lagi, berbicara dalam suatu kegiatan ibadah yang wajib dilakukan oleh kaum muslimin yang merupakan bagian daripada rukun salat Jumat.
Menjadi khatib salat Jumat memang tak bisa sembarangan dalam melakukannya. Oleh karena itu, perlunya memperhatikan beberapa hal, terutama ketika para siswa diberikan tugas menjadi khatib Jumat di sekolah, sebagai bahan pembelajaran dan pengalaman bagi dirinya.
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan para siswa, dan mungkin juga dapat diterapkan oleh orang dewasa, yang bukan tidak mungkin akan menjadi khatib salat Jumat di kemudian hari.
1. Ikhlaskan Niat Karena Allah
Niat ikhlas menjadi hal paling penting yang perlu diperhatikan. Niat yang lurus akan menentukan ke arah mana amalan tersebut bermuara, ke arah pahala atau dosa. Karena sebagaimana dalam hadis Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, bahwasannya setiap amalan bergantung pada niatnya dan setiap amalan diganjarkan sesuai dengan niatnya.
2. Mempelajari Tata Cara Khotbah Jumat
Tata cara khotbah Jumat seperti syarat serta rukunnya merupakan hal yang perlu diperhatikan serta dipahami dengan baik bagi orang yang akan menjadi khatib salat Jumat. Hal ini penting karena khotbah Jumat adalah bagian dari ibadah salat Jumat. Mempelajari tata cara, syarat, dan rukun khutbah Jumat haruslah melalui sumber-sumber yang valid yang sesuai dengan ajaran para salafus shalih agar ketika akan berkhotbah, kita dapat terhindar dari hal-hal yang tidak sesuai dengan pemahaman para salafus shalih.
Baca juga: Pentingnya Bahasa Arab bagi Seorang Muslim
3. Mempersiapkan Materi Khotbah
Sebelum pelaksanaan khutbah Jumat, tentu kita memerlukan bahan atau materi yang hendak disampaikan kepada para jamaah salat Jumat. Dengan persiapan materi pun belum tentu kita dapat menyampaikan khotbah dengan maksimal apalagi tanpa persiapan, Insya Allah dapat dipastikan khotbah Jumat kita tidak akan berlangsung dengan baik dan maksimal.
Materi yang disampaikan dapat ngalor-ngidul dan kurang jelas sehingga menyebabkan waktu khotbah Jumat menjadi terlalu lama. Padahal salah satu sunnah dalam ibadah salat Jumat adalah mempersingkat khotbah sebagaimana dalam hadis,
عَنْ وَاصِلِ بْنِ حَيَّانَ قَالَ: قَالَ أَبُو وَائِلٍ: خَطَبَنَا عَمَّارٌ فَأَوْجَزَ وَأَبْلَغَ فَلَمَّا نَزَلَ قُلْنَا يَا أَبَا الْيَقْظَانِ لَقَدْ أَبْلَغْتَ وَأَوْجَزْتَ فَلَوْ كُنْتَ تَنَفَّسْتَ فَقَالَ: إِنِّي سَمِعْتُ رَسُـولَ الله يَقُولُ إِنَّ طُولَ صَلاَةِ الرَّجُلِ وَقِصَـرَ خُطْبَتِهِ مَئِنَّةٌ مِنْ فِقْهِهِ فَأَطِيلُوا الصَّلاَةَ وَاقْصُرُوا الْخُطْبَةَ وَإِنَّ مِنَ الْبَيَانِ لَسِحْرًا.
“Dari Washil bin Hayyan, dia berkata, Abu Wa’il berkata, ‘Ammar pernah memberi khutbah kepada kami dengan singkat dan padat isinya. Dan ketika turun, kami katakan kepadanya, ‘Wahai Abu Yaqzhan, sesungguhnya Engkau telah menyampaikan dan menyingkat khutbah, kalau saja Engkau memanjangkannya.’” Maka dia menjawab, sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya panjangnya salat seseorang dan pendek khutbahnya itu menjadi ciri pemahaman yang baik dalam agama. Oleh karena itu, perpanjanglah salat dan perpendeklah khutbah. Dan sesungguhnya di antara bagian dari penjelasan itu mengandung daya tarik.’.” [HR. Muslim]
Selain itu, seorang khatib harus memahami kondisi bahwasannya jamaah yang hadir sangatlah beragam. Materi khotbah Jumat harus to the point dan tidak bertele-tele. Artinya pembahasannya ringkas serta tidak melebar ataupun loncat dari satu pembahasan ke pembahasan lainnya secara beragam.
Materi khotbah diusahakan harus fokus pada satu masalah atau pembahasan yang memang diperlukan oleh kaum muslimin secara umum seperti akidah dan tauhid. Bukan perkara-perkara yang berkaitan dengan fikih dan muamalah, yang mana kedua pembahasan tersebut sangatlah luas.
4. Memohon Kepada Allah
Last but not least, berdoa kepada Allah. Ditulis di akhir bukan berarti dilakukan paling akhir. Tetapi agar kita selalu mengiringi setiap langkah kita dengan senantiasa memohon kepada Allah. Pada saat persiapan maupun menjelang khotbah, mohonlah pertolongan kepada Allah agar diberikan kemudahan serta kelancaran kepada kita saat menyampaikan khotbah.
Sebagaimana hadits dari Ibnu Abbas bahwasannya Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ
“Jika kalian meminta, mintalah kepada Allah dan jika kalian memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah”.
Semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan kepada kita semua dalam melaksanakan kita-kiat ini, sehingga dengan izin Allah, hal ini dapat membantu kita dalam mempersiapkan diri sebagai seorang khatib salat Jumat.
Lanjutkan!
Siap!