Para Pahlawan Pemuda Masa Kini
Published Date: 23 November 2023
Predikat pahlawan sering disematkan kepada mereka yang telah berjasa bagi suatu daerah atau negara. Di Indonesia, umpamanya, ada banyak orang yang telah diberi gelar pahlawan. Orang-orang masa kini menganggap mereka pahlawan karena upayanya merebut dan mempertahankan kemerdekaan negara Indonesia. Mereka berperang dengan gagah berani melawan penjajah. Bahkan tanpa segan mengorbankan nyawanya dalam upayanya mengusir para penjajah.
Pangeran Diponegoro menjadi salah satu pahlawan yang sangat masyhur di tanah air. Kegigihannya memimpin Perang Jawa (1825-1830) menjadi kisah heroik yang menginspirasi orang-orang masa kini. Beliau juga dikenal sebagai pribadi yang taat dalam menjalankan syariat Islam. Semakin layaklah karakter beliau dijadikan sebagai idola para pemuda muslim masa kini.
Namun, tentu setiap pemuda mempunyai pendapatnya masing-masing mengenai siapa yang mereka anggap sebagai pahlawan. Hal ini salah satunya didasarkan pada opini yang berbeda tentang karakter yang harus dimiliki oleh seorang pahlawan.
Tim Ufukmedia.co telah melakukan mini survey terkait hal ini. Kami bertanya kepada beberapa siswa SMA Future Gate Bekasi tentang karakter yang menurut mereka harus dimiliki oleh seorang pahlawan kemudian menyebutkan pahlawan menurut mereka berdasarkan karakter yang telah mereka sebutkan. Berikut jawaban mereka:
Nabil Putra Nurfariz (XII – MIPA 2)
Menurut Nabil Putra Nurfariz seseorang layak dianggap pahlawan jika dia mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap orang lain. Selain itu, pemuda yang biasa dipanggil Putra ini menambahkan bahwa seseorang pahlawan juga harus mampu menginspirasi orang lain -siapapun itu.
Putra kemudian menyebutkan bahwa ibu menjadi sosok yang dianggapnya sebagai pahlawan. Tentu tak lain karena itu berkaitan dengan dua karakter utama yang dia sebutkan sebelumnya.
“Karena ibu saya baik dan peduli terhadap saya, adik-adik saya, ayah saya, keluarganya dan teman-temannya. Beliau juga telah mendidik saya dan adik-adik saya menjadi anak baik dengan bagus. Ia juga telah mengorbankan banyak hak untuk kami.”
Fatahillah Zaky Andalucia (XI – IPS 1)
Zaky, demikian dia biasa disapa, mempunyai kisah unik dibalik sosok pahlawan yang dia sebutkan. Ada kesan kerinduan akan kehadirannya dan karakter kuat yang melekat pada sosok tersebut. Dia adalah sang ayah.
“Karakter yang harus dimiliki oleh seorang pahlawan adalah tegas, disiplin, membela kebenaran dan menjunjung tinggi keadilan. Rela berkorban tenaga, pikiran, waktu, hingga nyawa.”
“Walaupun jarang pulang ke rumah tapi papah saya mempunyai semua kriteria yang telah saya sebutkan.”
Baca juga: Pahlawan-pahlawan di Sekitar Kita
Muhammad Hisyam Irsyad (X – 3)
Pelajar yang lahir pada tanggal 26 September 2008 ini melabeli sosok pahlawan berdasarkan lima kriteria penting, yaitu:
1. Peduli kepada orang yang lemah,
2. Menginginkan yang terbaik untuk orang lain,
3. Pantang menyerah,
4. Siap berkorban demi tujuan yang mungkin tidak membuahkan hasil dalam hidup mereka,
5. Autentik.
Hisyam pun kemudian menjatuhkan predikat pahlawan tersebut kepada kedua orang tuanya.
“Mereka membuat contoh baik. Tidak mudah menyerah dalam keadaan yang sulit, karena mereka berdua dibesarkan dalam rumah tangga yang dilanda kemiskinan. Mereka tumbuh dalam lingkungan yang keras dan tahu sebagaimana penting pembangunan mental seorang anak. Tidak segan untuk memberi infaq kepada orang yang tidak mampu, juga memberi dukungan sepenuhnya kepada karir yang ditujukan anak-anaknya.”
Dustin Hanif Ataullah (XI – MIPA 1)
“Kedua orang tua saya.”
Demikian jawaban lugas Dustin menjawab pertanyaan tentang sosok pahlawan bagi kehidupannya. Pemuda yang hobi bermain airsoft dan menonton film ini menjelaskan alasannya karena dia bisa mempelajari banyak hal-hal baik dalam kehidupan saya dari kedua orang tuanya.
Tentu ini senada dengan karakter pahlawan yang ada di benaknya bahwa seorang pahlawan haruslah mempunyai hati yang baik, jujur, amanah, dan secara keseluruhan moral yang bagus. Tentu, seseorang yang mempunyai moral yang baik (bagus) akan membuat dia bertingkah laku baik -yang sadar atau tidak akan dilihat oleh orang lain dan mungkin ditiru olehnya.
Muhammad Rasyad Hartanto (XI – MIPA 2)
Siswa yang memiliki hobi merakit lego ini mempunyai pendapat lain tentang hal yang harus dimiliki oleh seorang pahlawan. Menurutnya seorang pahlawan adalah ia yang punya 5 karakter ini, yakni: keberanian, kepemimpinan, empati, dedikasi, dan kebijaksanaan.
Dia kemudian menyebutkan nama Muhammad Al Fatih, atau Mehmed II, sebagai pahlawan sejati menurutnya. Nampaknya Rasyad (sapaan Muhammad Rasyad Hartanto) sangat terinspirasi dengan keberhasilan Muhammad Al Fatih menaklukan Konstantinopel pada tahun 1453.
“Tekadnya yang tak tergoyahkan, kecakapan militer, dan kecerdasan strategisnya mengantarkan jatuhnya kota tersebut, yang menandai berakhirnya Kekaisaran Byzantium dan dimulainya era Ottoman. Kepahlawanan Al-Fatih juga terlihat dalam pemerintahannya yang adil dan toleran, yang melindungi komunitas minoritas dan mendirikan sistem hukum yang adil.”
“Al-Fatih juga dikenal sebagai seorang pahlawan yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan. Selama pemerintahannya, dia mendorong perkembangan ilmu pengetahuan, menciptakan lingkungan yang mendukung para intelektual. Ini membuatnya tidak hanya sebagai seorang pemimpin militer, tetapi juga sebagai pemimpin negara yang baik.”
Demikianlah pendapat beberapa siswa SMA Future Gate tentang pahlawan menurut mereka. Sebagai muslim, kita perlu bersyukur mengetahui penerus-penerus agama Islam ini memilih pahlawan yang baik. Tentu juga kita ketahui banyak pemuda di masa kini yang mengidolakan artis Korea, misalnya. Mereka terkagum-kagum dengan ketampanan atau kecantikan sang idola. Atau, tak sedikit juga yang mengidolakan pemain sepakbola. Mereka bangga jika pemainnya bermain bagus dan memenangkan gelar.
Tak hanya mengidolakan, bahkan ada beberapa remaja yang menganggap idolanya sebagai pahlawan. Mereka dianggap telah terinspirasi atas apa yang telah dilakukan para idolanya. Padahal, manfaat sang idola tidak benar-benar bisa dirasakan secara langsung. Mereka lupa dengan orang-orang yang sangat dekat dengan mereka, yang telah benar-benar berjasa bagi mereka.
Belum lagi tentang akidah. Sebagai muslim tentu kita sudah tahu bahwa kita tidak boleh berlebihan dalam segala hal -termasuk mengidolakan orang. Apalagi jika orang tersebut adalah artis non-muslim yang suka memakai pakaian yang terbuka, yang pria berpakaian seperti wanita, dan sebagainya. Tentu kekaguman yang demikian tidak diperbolehkan, karena dikhawatirkan akan dikumpulkan bersama mereka di hari kiamat kelak.
Maka, kita perlu hati-hati dalam memilih idola, apalagi pahlawan. Mengidolakan nabi, sabahat, atau pejuang muslim tentu lebih baik karena kita bisa belajar darinya perjuangan-perjuangan dalam memperjuangkan agama Islam. Menganggap orang tua sebagai pahlawan juga baik karena merekalah yang telah berjuang keras untuk kita selama hidupnya. Di samping itu, menjadikan orang tua sebagai pahlawan akan membuat kita terinspirasi untuk melakukan hal-hal baik yang mereka lakukan dan membuat kita lebih kagum lalu lebih ikhlas dalam berbakti kepada keduanya. Bukan tidak mungkin, berbakti kepada orang tua akan membawa kita menuju surga yang Allah janjikan. Aamiin.
Editor: Muhammad Maulana Ridwan