5 Kebiasaan Positif yang Patut Dicoba Supaya Kamu Produktif
Published Date: 16 January 2025
Pada dasarnya, kebiasaan positif bisa dimulai kapan saja. Tak perlu menunggu momen tahun baru Masehi atau Hijriyah, tak juga harus menunggu hari ketika usia kita bertambah. Apalagi, harus sampai menunggu hari “baik” yang tak jelas ukurannya.
Namun, karena cara pikir manusia sering kali berpaku pada pola tertentu yang mudah diingat, tak ada salahnya juga memulai sesuatu pada waktu yang gampang diingat. Sebagai contoh, kita bisa mulai kebiasaan positif dari tanggal 1 Januari, pada hari Senin, atau sehari setelah gajian. Tentu, penentuan waktu tersebut dimaksudkan bukan dengan anggapan bahwa hari tertentu “membawa hoki” dan hari-hari lainnya “membawa sial”. Nggak boleh gitu juga, dong. Penentuan waktu tersebut sesederhana supaya gampang diingat saja. Supaya kelak ketika mengevaluasi ulang kebiasaan positif yang baru kita lakukan, kita jadi mudah untuk mengingat kapan semua itu berawal.
Nah, berhubung di penanggalan Masehi dan kalender sekolah saat ini kita masih berada di awal waktu yang baru, kita bisa jadikan momen ini untuk memulai kebiasaan positif. Tentu kebiasaan positif bisa berbagai macam jenisnya, bisa kecil-kecilan atau langsung dalam lingkup yang besar.
Di sini, kami akan merekomendasikan 5 kebiasaan positif sederhana yang mungkin bisa kamu praktikkan. Apalagi kalau kamu lagi bingung menentukan mau membiasakan kebaikan apa. Nah, mari kita kulik:
- Membaca Buku
Dalam Surat Al-‘Alaq ayat 1, Allah Ta’ala berfirman, “Bacalah dengan (menyebut) nama Rabb-mu yang telah menciptakan.” Secara eksplisit, ayat tersebut mengemukakan mengenai pentingya membaca, baik yang tersurat maupun tersirat.
Tentu membaca buku adalah salah satu implementasi paling jelas atas ayat tersebut. Kita bisa membaca apa saja. Mulai dari yang terpenting yaitu membaca Al-Qur’an, buku-buku tafsir, buku-buku agama secara umum, buku-buku sains, buku-buku sosial, dan sebagainya. Saat mulai membiasakan diri baca buku, tidak harus langsung baca banyak halaman dalam sehari atau baca satu buku setiap minggu. Pelan-pelan saja sesuai kemampuan. Kalau hanya mampu baca satu halaman per hari, tidak apa-apa. Yang penting mulai dirutinkan. Toh, dalam sebuah hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinyu walaupun itu sedikit.” (HR. Muslim, no. 783)
Secara manfaat, membaca buku punya faedah yang banyak sekali. Selain manfaat-manfaat riil seperti menambah wawasan, ternyata membaca buku juga memiliki beragam manfaat untuk kesehatan. Dalam penelitian Nuvance Health disebutkan bahwa membaca sebuah buku ibarat menyuplai makanan super untuk otak kita. Membaca buku secara rutin bisa menurunkan tekanan darah, mengurangi stres, meningkatkan kualitas tidur, mengembangkan rasa empati, hingga mengurangi risiko terkena demensia.
- Berolahraga Rutin
Ada sebuah pepatah Latin terkenal berbunyi: mens sana in corpore sano. Atau biasa kita terjemahkan jadi “di dalam tubuh yang sehat, ada jiwa yang kuat”. Secara historis, pepatah ini berasal dari Satire X karya penyair Romawi bernama Juvenal. Lebih lengkap, teks itu berbunyi seperti ini: orandum est ut sit mens sana in corpore sano (Kamu harus berdoa agar memiliki pikiran yang sehat dalam tubuh yang sehat).
Tapi kita tidak akan membahas panjang-lebar soal teks itu. Yang kita bahas adalah poinnya, yaitu pentingnya kesehatan tubuh. Ada beragam cara untuk menjaga kesehatan tubuh, antara lain adalah dengan berolahraga secara rutin. Buat kamu yang jarang berolahraga atau tidak memiliki kebiasaan berolahraga rutin setiap harinya, kamu bisa mulai membiasakan diri untuk berolahraga rutin. Kamu bisa lakukan olahraga dalam ruangan seperti angkat beban dan workout sederhana. Untuk olahraga luar ruangan, ada lebih banyak lagi pilihannya. Kamu bisa lari, bersepeda, atau membiasakan diri pergi ke gym.
Dalam merutinkan olahraga, tidak harus dimulai dari yang berat atau mahal. Yang ringan-ringan saja dulu, yang murah-murah saja dulu. Prinsip dalam melakukan olahraga dan kebiasaan-kebiasaan positif lainnya adalah: mulai dari yang kita mampu.
- Menghadiri Kajian
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)
Dalam rangka mencari ilmu, terutama ilmu agama, ada beragam jalannya. Bisa dengan cara membaca buku, mendengarkan rekaman pengajian, berguru ke orang tertentu, dan bisa juga dengan cara menghadiri kajian atau majelis keilmuan. Saat ini pintu-pintu ilmu terbuka luas. Sudah banyak akses yang bisa kita tempuh untuk mencari ilmu. Jika para ulama zaman dahulu sampai harus mengendarai unta berhari-hari untuk mencari satu hadis, saat ini kita mungkin hanya perlu waktu satu jam naik motor untuk datang ke kajian ilmu terdekat. Tentu itu suatu nikmat yang patut disyukuri.
Menghadiri kajian ilmu, terutama kajian kitab yang lebih terstruktur dan bagus untuk menguatkan pondasi keilmuan, bisa menjadi opsi kebiasaan baru yang layak dicoba. Sebab, menghadiri kajian ilmu bukan saja bermanfaat menambah ilmu kita, tapi juga bisa meningkatkan hubungan sosial kita dengan orang lain (yaitu dengan guru kita maupun para penuntut ilmu lainnya). Belum lagi kalau kita bicara soal keutamaan menuntut ilmu yang alangkah banyaknya. Antara lain dalam sabda Rasulullah, “Tidaklah suatu kaum duduk berzikir (mengingat) Allah, melainkan mereka dikelilingi oleh para malaikat, diliputi oleh rahmat, diturunkan sakinah (ketenangan), dan mereka disebut oleh Allah di hadapan malaikat yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim, no. 2700)
- Ngobrol dengan Orang-Orang dari Berbagai Kalangan
Allah Ta’ala berfirman, “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” (QS. Al-Hujurat: 13)
Ayat tersebut menegaskan mengenai realitas bahwa manusia hidup dalam dunia yang beragam dan kompleks. Dalam kehidupan ini kita mengenal banyak ras, banyak suku, banyak bahasa, banyak kebudayaan, banyak cara pikir, dan segudang keragaman manusiawi lainnya. Dengan fakta itu, dengan fakta bahwa alam semesta dan jenis manusia seberagam itu, tentu mubazir belaka kalau kita hanya mengenal atau bergaul dengan orang-orang yang sifat dan pemikirannya seragam. Sebab, dunia ini hanya akan terlihat terdiri satu warna saja, padahal spektrum warnanya amat banyak dan penuh perbedaan.
Salah satu kebiasaan yang bisa kita mulai jalani adalah dengan memperluas ranah pergaulan. Artinya, kita mulai membiasakan diri untuk kenal, tatap muka, dan ngobrol dengan orang-orang dari beragam kalangan. Dengan cara itu kita jadi bisa mendapati beragam perspektif, pendapat, dan pengalaman, yang mungkin tidak akan kita dapati jika hanya bergaul dengan satu kelompok tertentu. Di zaman ini, kita bisa menjumpai orang-orang dari beragam kalangan tidak harus dengan cara pergi ke luar kota atau ke luar negeri. Kita bisa cari keragaman orang dan perspektif masing-masing melalui internet atau media sosial. Ada banyak cara untuk itu. Akan tetapi, bergaul dengan orang-orang dari berbagai kalangan ini hendaknya tetap berporos pada tujuan utama kita, yaitu menjadi pribadi yang bertakwa.
- Belajar Bahasa Baru
Allah Ta’ala berfirman, “Mengajarkannya pandai berbicara (al-bayaan).” (QS. Ar-Rahman: 4) Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di berkata dalam tafsirnya mengenai ayat tersebut, “Artinya, (mengajarkannya pandai berbicara) untuk dapat menjelaskan apa yang ada di dalam hatinya. Hal ini mencakup pengajaran berbicara dan menulis. Oleh karena itu, kemampuan berbicara (menjelaskan) yang dengannya Allah mengistimewakan manusia daripada makhluk lainnya, adalah di antara nikmat yang paling agung dan paling besar.”
Pendeknya, ayat tersebut berisi mengenai pentingnya bahasa sebagai pembeda manusia dengan makhluk-makhluk lainnya. Menariknya, manusia di muka bumi saat ini bicara bukan hanya dengan satu bahasa, tapi ratusan, bahkan ribuan bahasa. Tentu semua bahasa itu memiliki ciri dan kekhasan masing-masing. Ketika kita mempelajari bahasa baru, kita juga mempelajari budaya baru serta memaknai semua hal dengan sudut pandang yang baru.
Oleh karena itu, belajar bahasa baru bisa menjadi opsi untuk kamu yang ingin memulai sebuah kebiasaan positif. Mungkin kamu bisa belajar bahasa Inggris, Arab, Rusia, Mandarin, atau Swahili. Belajar bahasa baru punya banyak manfaat. Manfaat-manfaat itu antara lain adalah dapat menstimulasi otak, meningkatkan rentang perhatian (attention span), memperbanyak pilihan karir, mengembangkan kreativitas, memperbaiki kemampuan berbahasa utama kita, memperlambat penurunan kognisi, dan memperkuat daya ingat. Saat ini ada banyak sarana untuk belajar bahasa baru. Kita bisa belajar via aplikasi semacam Duolingo dan Busuu, atau dengan cara mendaftarkan diri ke lembaga kursus, melanjutkan pendidikan di jurusan bahasa asing, atau belajar langsung ke seseorang yang menguasai bahasa tertentu.
Nah, demikianlah 5 kebiasaan positif yang bisa kamu pilih untuk kamu tempuh dalam rangka meningkatkan kemampuan diri sekaligus memperluas ladang-ladang kebaikan. Tentu lima hal yang kami sebutkan cuma bersifat rekomendasi dan opsional. Kalau kamu punya pilihan kebiasaan positif yang lebih oke dan sesuai dengan karakteristik kamu, maka gaskan saja! Prinsip terpentingnya tetap: lakukan semampunya dulu! Dan jangan lupa awali semuanya dengan bismillah.
REFERENSI:
- https://muslim.or.id/3009-amalan-lebih-baik-kontinu-walaupun-sedikit.html
- https://www.nuvancehealth.org/health-tips-and-news/physical-and-mental-health-benefits-of-reading-books
- https://en.wikipedia.org/wiki/Mens_sana_in_corpore_sano
- https://rumaysho.com/12363-menuntut-ilmu-jalan-paling-cepat-menuju-surga.html
- https://rumaysho.com/17524-majelis-ilmu-dikelilingi-malaikat.html
- https://daaralatsarindonesia.com/tafsir-055-004/
- https://potomac.edu/benefits-of-learning-a-second-language/
Editor: Erwin Setia & Faris Fardani